SOLOPOS.COM - Sadiyo, 65, mengeluarkan becak penuh barang rongsokan di depan rumahnya di Dukuh Grasak RT 042/RW 011, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen, Rabu (15/2/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif, seorang pemulung menjadi sukarelawan penambal jalan.

Solopos.com, SRAGEN — Seorang pria lanjut usia yang bekerja sebagai pemulung, Sadiyo Cipto Wiyono, 65, rela menyisihkan penghasilannya untuk menutupi lubang di jalan. Warga Dukuh Grasak RT 042/RW 011, Desa/Kecamatan Gondang, Sragen, itu bahkan melakukan sendiri pekerjaan menambal jalan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sadiyo saat berbincang dengan  di kediamannya, Rabu (15/2/2017), mengaku menjadi pemulung sejak pulang dari perantauan di Jakarta beberapa tahun lalu. Barang-barang seperti botol bekas air mineral, kardus, dan besi-besi keropos yang dikumpulkannya dijual ke pengepul barang rosok.

Ekspedisi Mudik 2024

Barang rongsokan baru dijual sepekan sekali. Hasilnya bervariasi, kadang hanya dapat Rp96.550, kadang juga pernah dapat Rp168.150. Uang yang didapat dipakai untuk menghidupi istrinya, Tumirah, 65, dan seorang cucu laki-laki yang sudah yatim piatu. Sementara ketiga anaknya yang masih hidup tinggal di luar Gondang.

Selama mencari barang rongsokan, Sadiyo bercerita, sering kali menjumpai banyak jalan rusak dan jembatan rusak. Ia juga pernah menjumpai seorang ibu dengan menggendong bayinya menuntun motornya yang macet karena kehabisan bensin.

“Hati saya terketuk melihat semua itu. Kasihan ibu dan bayinya. Kalau mereka itu anak saya, saya jadi iba. Sejak itu saya selalu menyediakan tiga botol bekas air kemasan berisi bensin. Botol-botol itu saya berikan sukarela kepada siapa pun yang kehabisan bensin,” kata Sadiyo.

Bukan hanya itu, Sadiyo beberapa kali mendengar kabar ada orang yang terjatuh gara-gara menghindari lubang di jalan. Belakangan, tetangga dekat Sadiyo sendiri terjatuh di Jalan Gondang-Tunjungan karena menghindari lubang hingga harus opname di rumah sakit Solo.

Dari peristiwa-peristiwa itulah, Sadiyo berinisiatif untuk menambal lubang-lubang itu. Hal itu dilakukan Sadiyo sejak 2012 lalu. Mulanya ia fokus pada jalan Gondang-Banaran, kemudian tahun ini dia menambal lubang di jalan Gondang-Tunjungan.

Biaya menambalan lubang jalan itu diambil dari sisa rezekinya dari hasil penjualan barang rongsokan itu. Biasanya, Sadiyo menyisihkan uang untuk beli semen. Sementara untuk kebutuhan material pasir dan batu ia cari dari lingkungan sekitar.

Semua material itu diangkuti Sadiyo sendirian dengan menggunakan becak tuanya itu. Ia tak memedulikan peluh yang keluar saat siang hari hanya untuk kegiatan sosial sendirian. “Tidak ada yang mau seperti saya. Tapi ada yang perhatian juga. Tahu-tahu ada yang membelikan rokok dan minuman untuk melepas dahaga. Ada pula yang menawari pasir untuk tambahan material,” ungkapnya.

Sadiyo sengaja menambal lubang-lubang jalan itu karena tidak ingin ada korban yang terjatuh hingga dibawa ke rumah sakit.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya