SOLOPOS.COM - Joko Sucipto, warga Pluneng, Klaten, pembuat selokan air menjadi rumah koi dan aneka ikan lainnya. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif Mbah Joko akan ditiru Pemdes Pluneng, Klaten.

Solopos.com, KLATEN – Mbah Joko Sucipto, 76, memang telah berusia lansia. Namun, usia bukan menjadi halangan baginya untuk berkarya. Langkah Mbah Joko yang menjadikan selokan depan rumahnya sebagai kolam aneka ikan termasuk koi diapresiasi banyak pihak. Termasuk Pemerintah Desa (Pemdes) Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemdes Pluneng berencana membuat saluran air di wilayah mereka diisi beraneka ikan. Hal itu terinspirasi pemanfaatan saluran air yang dilakukan oleh salah satu warga setempat. (Baca: Tak Perlu ke Jepang, Selokan Bening Rumah Koi Ada di Klaten)

Joko Sucipto, 76, pensiunan pegawai salah satu bank memanfaatkan kejernihan saluran air depan rumahnya, RT 001/RW 005, Desa Samberan, Desa Pluneng untuk memelihara beraneka ikan. Belakangan, saluran air tersebut menjadi viral. (Baca: Raup Rp25 Juta dari Budidaya Ikan di Selokan)

Kepala Desa Pluneng, Wahyudi, mengatakan konsep pemberdayaan sungai yang dilakukan warga bernama Joko Sucipto tersebut bisa diperluas. Lantaran hal itu, pemerintah desa berencana membuat budi daya ikan di sepanjang saluran irigasi yang bersumber dari Umbul Tirtomulyono.

Ia mengatakan saluran irigasi yang bersumber dari salah satu umbul desa setempat mengalir sepanjang 4 km di saluran irigasi. Sebagian besar saluran yang difungsikan untuk pengairan sawah berada di Desa Pluneng.

“Rencana kami nanti diberi ikan. Kami coba nanti ajukan bantuan ke Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan. Kami ingin menjadikan wilayah kami sebagai daerah mina sungai,” kata dia saat ditemui di Pluneng, Kamis (23/2/2017).

Pemberdayaan Sungai

Melalui sistem pemberdayaan sungai itu, Wahyudi mengatakan setidaknya untuk mengajak warga turut menjaga sungai. “Saat ini memang banyak yang membuang sampah sembarangan termasuk ke saluran air. Dengan itu, kami harapkan bisa mengajak warga ikut menjaga kebersihan lingkungan terutama saluran air,” urai dia.

Video: Saluran Bening Kolam Koi Ada Di Klaten

Wahyudi mengatakan saat ini sudah dipersiapkan peraturan desa (perdes) berisi larangan berburu ikan dan belut di sungai serta sawah. Perdes itu sudah dibuat berdasarkan hasil musyawarah desa.

“Untuk sanksi kami tidak menerapkan berupa uang. Bagi mereka yang kedapatan menyetrum ikan atau belut diminta membayar denda berupa bibit ikan atau belut untuk disebarkan ke sungai dan sawah. Setelah dana desa turun, kami akan pasang papan pengumuman di beberapa titik. Kami akan kembangkan aturan lain bertujuan menjaga lingkungan serta sumber daya alam yang ada di Pluneng,” ungkapnya.

Joko Sucipto memanfaatkan saluran air sepanjang 10 meter dengan lebar 1 meter untuk memelihara beraneka ikan seperti nila merah, nila hitam, gurami, koi, serta patin. Agar ikan tak hanyut terbawa arus saluran air, ia memasang pembatas pada sisi hulu dan hilir saluran di depan rumahnya dengan kawat.

Saban hari, Joko membersihkan sampah yang menumpuk pada pembatas tersebut. Alhasil, saluran air di depan rumahnya terlihat menyolok lantaran kondisinya yang bersih dan berisi beraneka ikan.

Joko menyulap saluran air tersebut berawal dari keisengannya mengisi waktu luang seusai pensiun. Namun, ia tak menyangka dari keisengannya tersebut mengundang banyak orang berdatangan.

“Hampir setiap hari ada yang datang. Ada pula rombongan yang datang mengendarai kereta kelinci hanya untuk melihat saluran air di depan rumah saya,” kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya