SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kisah inspiratif mengenai Myanmar yang dikenal sebagai negara yang suka memberi.

Harianjogja.com, MYANMAR — Jika membicarakan mengenai masalah dermawan, maka Myanmar adalah jawabannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

CNN, Rabu (26/10/2016) menulis, selama tiga tahun berturut-turut, Myanmar berada di posisi puncak di Charities Aid Foundation World Giving Index. Angka ini menunjukkan persentase masyarakat di sebuah negara yang mendonasikan uang, menjadi tenaga sukarelawan atau membantu orang asing di bulan sebelumnya.

Negara di Asia Tengara ini mengalahkan Amerika Serikat (AS). Adapun AS berada di posisi kedua selama dua tahun berturut-turut. Pada 2014, dua negara ini sama-sama berada di posisi puncak.

Ekspedisi Mudik 2024

Dari riset tersebut, 91% warga Myanmar memberikan uangnya untuk aksi sosial tahun lalu, 61% membantu orang asing dan 55% menjadi sukarelawan.

“Sangat penting untuk diingat, Indeks kami mengukur negara dan proporsi penduduk memberikan, bukan berapa banyak yang mereka berikan,” kata CAF Media Direktur Simon Ward CNN.

Populasi Myanmar sekitar 56 juta atau kurang dari seperlima dari AS.

“Bencana dan kesulitan hidup cenderung mendorong orang memberikan lebih banyak,” tambahnya.

Myanmar menderita banjir parah pada tahun 2015.

Tim CAF mencatat Myanmar meraih hasil positif dalam survei ini. Angka ini mungkin dipengaruhi oleh budaya dan keyakinan penduduk. Sejumlah besar orang di Myanmar memeluk agama Buddha dan ajaran Theravada. Dalam keyakinan ini, warga percaya tindakan sering memberi walau bernilai kecil adalah norma.

“Hasilnya luar biasa, bagaimana negara ‘miskin’ negara menjadi ‘kaya’ karena kemurahan hatinya, lebih banyak memberikan daripada mendapatkan,” kata Prof Dr Aung Tun Thet, penasihat ekonomi presiden Myanmar.

Hanya 5 dari G20

Dalam setahun, jumlah orang memberi lebih banyak dari sebelumnya. AS menjadi negara satu-satunya dari lima negara di G20, sebuah forum ekonomi terbesar untuk 20 negara. Diikuti posisi selanjutnya, Australia, Selandia Baru keempat dan Kanada kelima.

Irak menduduki rangking tertinggi untuk membantu orang asing saat perang, sementara beberapa negara di Afrika dikenal memiliki kedermawanan tertinggi sejak tahun lalu.

“Satu hal yang menarik dari laporan tahun ini adalah negara yang memiliki peningkatan tertinggi adalah negara berkembang,” tambah Ward.

CAF juga menemukan kedermawanan ini sebenarnya juga meningkat di seluruh dunia. Lebih dari separuh umat manusia dari 140 negara membantu orang asing, jumlah pendonasi uang dari berbagai negara juga meningkat.

“Kedermawanan orang, bahkan di negara yang mengalami bencana atau mengalami kekacauan juga meningkat, hal ini benar-benar menyentuh,” ucap direktur CAF, John Low.

“Sebagai manusia yang kian sejahtera dan mengalami peningkatan ekonomi, kita memiliki kesempatan untuk membangun kebiasaan memberi lebih besar lintas negara.”

Turkmeninstan dan Kosovo merupakan negara dengan peningkatan tertinggi. Keduanya loncat rangking di posisi 56.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya