SOLOPOS.COM - Sugeng Waskito saat menggelar peragaan busana (IST)

Kisah inspiratif dari seniman batik lukis.

Harianjogja.com, JOGJA — Merebaknya isu bahwa Batik akan diambil alih oleh negeri tetangga beberapa waktu lalu menjadi titik mula bagi Sugeng  Waskito dalam debutnya mengakrabi dunia fashion. 13 tahun yang lalu, awal ia bergelut dengan fashion menjadikan batik sebagai kain pilihan dalam setiap rancangannya. Namun pada waktu itu Sugeng menyadari bahwa batik pada umum?nya terlalu berat untuk bergerak di antara ratusan penggiat fashion. Ia mencari ide untuk desain fashionnya sampai akhirnya menemukan inspirasi di Pulau Bali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Batik klasik yang saat itu menurutnya penuh dengan persaingan membuat Sugeng harus keluar. Ia berusaha meliarkan kreativitas ketika ia berkunjung ke Bali. Kala itu sebuah dinding berlukisan abstrak muncul sebagai inspirasinya.

“Awalnya saya terispirasi melihat sebuah lukisan abstrak, lalu saya berpikir kenapa enggak kalau dibuat baju saja, ternyata peminatnya banyak sekali,” kata Sugeng saat dijumpai di Galerry Gee Batik miliknya di Jl Tunjung No 8, Baciro beberapa waktu lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Lukisan abstrak ikan arwana dari Bali tersebut yang menjadi sumber inspirasinya. Seiring waktu berjalan ia mulai mengembangkan berbagai motif abstrak yang ia padu padankan dengan unsur klasik dari batik khas Jogja seperti Kawung dan Parang. Meski sejak awal ia bersikukuh untuk merambah di batik kontemporer namun, nuraninya enggan meninggalkan batik klasik dari setiap motif rancangannya.

“Saya tetap menyisipkan unsur batik klasik, itu perlu untuk dirawat dan dilestarikan,” kata Sugeng.

Bukan hal yang mudah bagi Sugeng untuk memeroleh inspirasi di setiap rancangannya. Menurutnya, pekerjaannya saat ini merupakan sebuah pekerjaan seni yang menuntut kreatifitas dan imaji yang liar sehingga membentuk busana ready to wear yang indah.

Padukan Nuansa Jogja dan Bali

Salah satu ciri yang paling menonjol dari setiap koleksi Sugeng yakni adanya kombinasi antara motif Jogja dan  Bali lewat motif Poleng. Beberapa desain menggunakan motif poleng untuk dikombinasikan. Ia mengaku merasa ‘jatuh cinta’ dengan motif Poleng, salah satunya dikarenakan Poleng merupakan motif netral yang mudah dikombinasikan dengan apa saja. Selain itu, warna busana yang berani menjadi kekuatan Gee Batik yang terus dipertahankannya hingga kini. Warna yang terang dengan motif abstrak yang begitu ramai justru menjadi hal yang unik dan paling dicari.

Berbagai bahan katun, chiffon, hingga sutra pada rancangan batik tulisannya ternyata juga melibatkan para pembatik muda. Sebanyak 16 orang pembatik dan 18 penjahit yang merupakan lulusan SMK jurusan membatik dirangkul untuk menjadi pegawainya di Gee Batik. Menurutnya, dengan berkarya bersama kaum muda akan membantunya membuat karya fashion dengan nafas seni yang selalu segar.

Desain Simpel yang Berani

Sugeng mengakui seluruh desain dalam karyanya terkesan simple. Selama ini ia mengedepankan model tanpa pola. Meski tanpa pola namun justru menjadi daya tarik tersendiri konsumen. Desain yang simpel telah terbantu oleh menariknya motif abstrak yang cukup ramai. Sementara untuk fokus yang mendetail yang selalu dimainkan yakni bagian leher dengan teknik simetris, Depun, ataupun Asimetris.

“Dengan desain tanpa pola, saya tinggal mainkan kerah dan lengan yang saya kembangkan dengan berbagai kreasi,” katanya.

Untuk pengerjaan satu desain baju, prosesnya minimal tiga minggu. Itupun tergantung pada cuaca, apabila sering turun huan maka penyelesaiannya bisa sampai waktu satu bulan. Motif juga memengaruhi. Dalam mengerjakan juga membutuhkan mood yang bagus, oleh karena itu disebutnya sebagai sebuah kerja art. Kerja art bukanlah sebuah kerja pattern (mengikuti pola). Gee mengabungkan dua hal yakni antara art dan design. Semua karyanya tidak dinikmati hanya sekedar baju, namun seni dalam motifnya yang berusaha terus dipertahankan.

Upaya memperkenalkan batiknya pun telah merambah dunia internasional seperti Hongkong, China, Dubai, Australia dengan respon yang sangat baik, Mereka yang menggunakan Gee Batik merupakan orang yang fashionable, berani tampil beda, sejumlah artis yang kerap mennikmati karyanya yakni seperti Farah Quinn, Bella Saphira, Novia Kolopaking, juga keluarga besar musisi Indonesia, Ebiet G Ade.

Ke depan, Sugeng berharap dapat terus menghidupkan nilai seni dalam batiknya. Sejumlah terobosan baru akan dicobanya salah satunya yakni menyerupai desain batik pagi sore yang menampilkan perpaduan dua warna yang harmonis. Hal tersebut dilakukan supaya ada warna baru dalam desainnya, tidak monoton sehingga tak membuat bosan pelanggannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya