SOLOPOS.COM - Windu Cahyo Saputro dan Yuniar Dyas Sutisna di tengah acara pernikahan mereka di ruang Cendana 1 RSUP dr.Sardjito, Sabtu (12/3/2016).(Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif kali ini mengenai pernikahan di rumah sakit.

Harianjogja.com, SLEMAN-Sebuah pernikahan pada umumnya dilaksanakan di sebuah gedung, taman atau bahkan kediaman para mempelai yang menikah. Berbeda dengan yang dilakukan Windu Cahyo Saputro dan Yuniar Dyas Sutisna, mereka menggelar ijab kabul hingga resepsi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr.Sardjito, Jogja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pagi pada Sabtu (12/3/2016), ruang tindakan Cendana 1 RSUP dr.Sardjito penuh dengan kerumunan orang, mereka mengenakan pakaian rapi dan indah, layaknya menghadiri sebuah acara pernikahan. Ternyata benar, ketika melangkah ke ruangan tersebut, sepasang mempelai pengantin terlihat menyalami orang-orang yang hadir. Senyum yang lebar, tawa tersimpul dan obrolan kecil di antara keduanya, mungkin menjadi sebuah pemandangan yang tak terlupakan di benak para tamu yang hadir.

Mengenakan baju kurung berwarna kuning keemasan, kerudung modifikasi dan sebuket bunga mawar putih berhias daun kecil, hari itu Yuniar resmi menjadi istri Windu, setelah mengucapkan janji di hadapan penghulu. Suasana menjadi bergabung dengan rasa haru, melihat sang mempelai pria yaitu Windu masih terbaring di atas ranjang perawatan rumah sakit. Meski demikian, wajah sumringah tak luntur dari wajahnya.

Ia berada di sisi Yuniar selama pelaksanaan pernikahan dengan mengenakan kemeja putih, jas hitam serta peci hitam. Tak ada musik, pelaminan apalagi biduan. Meski memang, dinding dan kamar Cendana 1 sudah didekorasi sedemikian rupa.

“Mungkin fisiknya sudah tidak sama lagi, tetapi hatinya tetap sama, ia adalah orang yang sama,” ungkap Yuniar di sela acara.

Perempuan yang kini bekerja di Badan Narkotika Nasional Palangkaraya itu menjelaskan di matanya, suaminya itu adalah orang yang baik, sabar dan pekerja keras. Ia merasa itulah yang membuatnya mantap menikah dengan Windu.

Saat ditanyai soal agenda mereka dalam waktu dekat, ia menyebut akan mendampingi Windu selama proses pengobatan, karena suaminya itu masih harus menjalani operasi dan terapi.

Windu adalah seorang lelaki yang Yuniar kenal sejak mereka masih menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas di Purworejo. Kemudian mereka menjalani lika-liku hidup berpacaran selama sembilan tahun bersama. Sampai suatu ketika sebuah kecelakaan di Kulonprogo pada 10 Februari 2016 lalu, membuat Windu harus kehilangan kaki kanannya lewat tindakan amputasi.

Meski demikian, kehilangan kaki kanan tak lantas membuatnya turut kehilangan cinta dari Yuniar. Pada kenyataannya, Yuniar tetap mau menerimanya, dan mantap melangsungkan pernikahan. Mas kawin uang Rp120.316 yang disesuaikan dengan tanggal pernikahan mereka, ia meminang kekasihnya yang selama ini tinggal terpisah Purworejo-Palangka Raya.

Di sela acara, ia juga tak henti menyampaikan rasa syukur atas prosesi pernikahan mereka yang berlangsung lancar. Ia juga tak henti mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak RSUP dr.Sardjito yang sudah memfasilitasi dan membantu persiapan pernikahan mereka. Acara yang sebetulnya direncanakan akan dilangsungkan secara sederhana, justru menjadi meriah dan semakin penuh makna.

“Semoga kami bisa menjadi keluarga sakinah, mawadah, wa rahmah,” ujar alumni Diploma 3 Rekam Medis Universitas Gadjah Mada itu.

Orang tua Yuniar, Sri Astuti mengaku sangat terharu atas terselenggaranya pernikahan putrinya.

“Kami hanya bisa berserah diri kepada Tuhan, mereka telah ditakdirkan berjodoh,” kata Sri

Salah satu kerabat dari mempelai lelaki yakni Marwono, turut datang langsung dari Bagelen, Purworejo. Mereka sengaja hadir untuk memberikan restu, doa dan menunjukkan dukungan atas pernikahan Windu dan Yuniar.

“Kami terharu karena walaupun sakit, mereka tetap menggelar pernikahan, utamanya kami sangat berterima kasih kepada pihak mempelai perempuan, masih mau menerima Windu dengan apa adanya. Semoga mereka berbahagia,” tuturnya usai memberikan selamat kepada mempelai.

Sementara itu Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP dr.Sardjito Trisno Heru Nugroho mengatakan bahwa cinta luar biasa di antara kedua mempelai menjadi salah satu alasan rumah sakit mau memberikan support dan bantuan bagi mereka untuk melaksanakan pernikahan. Rruangan Cendana 1 disiapkan mejadi ruang resepsi karena ruangan tersebut ukurannya cukup besar, memiliki pendingin udara dan tidak lepas dari pengawasan dokter dan perawat.

“Semoga pasangan ini menjadi pasangan sakinah, mawadah, wa rahmah,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya