SOLOPOS.COM - Jamaluddin Latif saat mementaskan sebuah peran di panggung teater. (dok. Jamaluddin Latif)

Kisah inspiratif berikut mengenai dunia seni teater.

Harianjogja.com, JOGJA — Dunia pertunjukan seni teater telah digeluti oleh Jamal, 42 sejak awal tahun 90-an lalu. Kecintaannya pada dunia seni pertunjukan membuatnya bergerak dari satu negara ke negara lain. Bukan hanya hadir sebagai pemain dalam sebuah pentas, tetapi ada misi tertentu yang ia bawa dari setiap panggung ke panggung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : KISAH INSPIRATIF : Geluti Teater Dari Panggung ke Panggung, Dari Satu Negara ke Negara Lain (1/2)

Jamaluddin Latif telah malang melintang di dunia seni pertunjukkan, khususnya teater dan pantomim. Lahir di Pekalongan, menjadi kota pertamanya mengenal teater saat itu. Meski dikatakannya seni pertunjukkan sama sekali tidak terangkat di daerah asalnya tersebut, namun kenyataannya dari sana lah bekal pertama di dapatkannya.

Ekspedisi Mudik 2024

Dahulunya, dalam diri Jamal tumbuh jiwa laki-laki yang pemalu sekaligus pemberontak. Terkadang ia tak nyaman dengan kondisi kehidupan yang dijalankan sehingga dirasakannya ada hal yang perlu disuarakan. Sehingga, dalam setiap pertunjukkan yang disajikan Jamal tidak hanya perkara membahas hal yang disukai namun juga sering mengkritisi hal-hal berbau sosial-politik.

Salah satu karyanya yang merupakan kategori kritik membangun untuk pemerintah yakni pentas seni teater Kota Untuk Manusia. Pertunjukan teater bertajuk Trotoar tersebut mengkritisi fasilitas trotoar yang tidak lagi sesuai dengan kebutuhan para pejalan kaki maupun difabel di Jogja khususnya.

Di karya-karya lainnya, seperti Halo Siti yang dipentaskan tahun 2016 lalu, Jamal mencoba untuk menggandeng sejumlah pelajar SMA untuk terlbat di dalam pertunjukan Pantomim untuk menggambarkan sekaligus mengkritisi kondisi kekerasan jalanan bahkan kekerasan rumah tangga pada anak yang marak terjadi di Jogja beberapa tahun terakhir. Para pelajar diajak untuk dapat menyuarakan pendapat mereka, apa yang mereka alami dalam kehidupan nyata justru di luar dugaan Jamal. Cerita mereka mengalir dan terwakili melalui sebuah pentas pantomim. Nyatanya, pertunjukan tersebut pun tak sia-sia. Orangtua yang turut diundang dalam pementasan Halo Siti tak kuasa menahan tangis. Selanjutnya, terdengar kabar perubahan baik mulai dirasakan dalam kehidupan anak-anak itu. Tentu Jamal ikut berbahagia.

Tujuan Jamal tak lain yakni masyarakat bisa memaknai teater sebagai tempat untuk dapat menyampaikan, berani melawan segala bentuk ketidakadilan, penindasan yang semena-mena dilakukan. Bahkan dengan melibatkan sejumlah orang diharapkan dapat memberikan ruang bagi mereka yang merasa gelisah dengan kondisi kehidupan yang dialami.

Bawa Perubahan dari Panggung ke Panggung

Tak hanya itu, Seni pertunjukan baginya harus menjadi satu inspirasi bagi penonton. Setidaknya penonton dapat belajar, menerima satu hal misal informasi atau  seperti berita misalnya. Bagaimana seni pertunjukan menjadi berita yang disajikan dengan model yang berbeda dan penonton bisa menyerap, memiliki persamaan pemikiran, sehingga tak hanya sekedar soal olah seni dan keindahan saja. Sama halnya ia memposisikan diri sebagai seorang seniman. Seniman diharapkan dapat menyuarakan ketimpangan sosial,  sehingga lewat karyanya dapat mewakili apa yang dirasakan oleh penonton untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait, pemerintah misalnya.

Seorang seniman menurutnya bertugas menyuarakan kegelisahan lewat karya kepada pemerintah. Seniman tugasnya menyampaikan kondisi sehingga diharapkan dapat membawa perubahan. Dengan sebuah misi yang dibawa.  Seniman mesti bergerak dengan hal yang positif, mesti cukup cerdas dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Salah satu karya terakhir yang cukup menjaring antusias dan dapaf dikatakan sukses yakni karya berjudul ‘Menjaring Malaikat’ pada Desember 2016 lalu di dua kota besar yakni Solo dan Jakarta. Dipentaskan secara monolog Menjaring Malaikat menceritakan sesosok manusia yang hidup dalam sebuah tatanan sosial. Berbicara tentang korupsi,  tentang kondisi indonesia,  Pendidikan,  hingga bobroknya perilaku pejabat Indonesia saat ini.

“Hal-hal yang menjadi kegelisahan di dalam masyarakat menjadi sumber inspirasi. Setelah melakukan sedikit riset lalu langsung eksekusi,” terang Jamal.

Berkarya Sesuai Momentum

Menggelar sebuah pementasan teater atau pantomime bukan hal yang mudah namun tak terlampau sulit. Beberapa karya mesti melalui proses hingga berbulan bahkan bertahun. Tak jarang pula hanya dalam hitungan minggu pementasan sukses digelar Jamal. Hal tersebut dikatakannya tergantung pada momen tema pementasan. Jika tepat momennya dan bersifat krusial maka pementasan mau tak mau harus siap dalam hitungan minggu.

“Ribetnya kalau sedang berkolaborasi dengan sejumlah pelaku pantomime atau teater. Bagian menyamakan persepsi dan ide yang seringnya menjadi persoalan. Namun dengan mematangkan konsep toh semuanya bisa berjalan,” kata Jamal.

Jogja sendiri bagi Jamal adalah sebuah kota yang kaya inspirasi. Karya-karyanya bersama teman-teman lain banyak lahir di Jogja. Meski sejumlah kawannya banyak yang pada akhirnya meninggalkan kota Jogja dan hijrah ke lain kota, tidak untuk Jamal. Ia tetap memilih tinggal dengan kota yang telah menempanya dengan berbagai pengalaman, memberikan pembelajaran yang tak ternilai harganya.

“Saya memilih jogja. Selain sudah sangat cocok dengan kota ini terkait inspirasi,  Jogja punya banyak ruang untuk bertemu alias tempat nongkrong untuk berdiskusi yang kondusif. Nyaman tidak merasa dikejar-kejar,” kata dia.

Terakhir, ia berharap pertunjukkan seni teater dan pantomim selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat. Tak hanya masyarakat rakyat, namun pemerintah diharapkannya juga bisa turut menjadi bagian animo yang besar dalam menyaksikan setiap pementasan seni teater dari panggung ke panggung. Sehinga perubahan pun dapat terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya