SOLOPOS.COM - Alexander Farrel Rasendria saat mengikuti Pengenalan Lingkungan Sekolah di sekolah impiannya, SMA N 3 Jogja, Senin (18/7/2016). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif datang dari seorang tunanetra di SMAN 3 Jogja

Harianjogja.com, JOGJA- Alexander Farrel Rasendria, tunanetra lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Putra Bangsa Klaten, berhasil meraih impiannya, untuk bisa bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N 3 Jogja).

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Pagi itu, hari pertama sekolah di SMA N 3 Jogja, Farrel kami temui dengan kacamata hitam dan tongkatnya yang memperlihatkan dengan jelas kondisi Farrel yang mengalami tunanetra, di antara mayoritas siswa tanpa berkebutuhan khusus di SMA N 3 Jogja.

Ia berjalan berjabatan tangan dengan siswa dan guru di lapangan tengah sekolah itu, senyum di wajahnya juga tak hilang, terus ada hingga barisan berakhir. Di sela tradisi syawalan itu, ia sumringah ketika mengungkapkan rasa senangnya diterima di sekolah yang berada di Kotabaru itu.

“Asal persiapan matang, sesungguhnya semua anak bisa masuk ke sini [SMA N 3 Jogja],” kata lelaki yang berangkat sekolah ‘nglaju’ dari Klaten itu, Senin (18/7/2016).

Farrel, melangkah ke SMA N 3 Jogja dengan membawa nilai akademis 38,35. Angka itu merupakan nilai yang sudah dikomposisikan dengan poin prestasi sebagai juara pertama Olimpiade Sains Nasional 2015 jenjang SMP, untuk cabang Matematika.

Berangkat sekolah sejauh ini ia masih diantar dari Klaten, namun kelak, apabila indekos milik eyangnya di daerah Sorowajan selesai dibangun, maka Farrel akan tinggal di sana.

Hal itu untuk mengurangi beban perjalanan yang ia tempuh ke sekolah, karena apabila terus ‘nglaju’, maka ia harus berangkat sekolah pukul 05.30 WIB.

Penyuka Matematika sejak kecil ini sudah mulai mencari pendamping akademis baginya, karena sebagai seorang tunanetra ia membutuhkan pihak yang akan membantunya belajar. Hari pertama sekolah baginya begitu menyenangkan, karena ia menemukan banyak teman baru dan bisa mulai beradaptasi.

Ketika disinggung mengenai minat mengikuti penjurusan MIPA atau IPS, putra pertama Dony Haryono dan Emil Triratnasari itu mantap menjawab masuk IPS dan berencana melanjutkan prestasinya di bidang Matematika.

Kala itu, kami menanyakan alasan kuat membuatnya yang seorang juara olimpiade Matematika masuk IPS. Karena pelajaran Matematika identik dengan jurusan IPA, Farrel sudah memegang jawaban tegas.

“Matematika di IPS kan juga bisa,” ungkapnya.

Bersambung halaman 2

Farrel adalah pengidap retinoblastoma, yakni kanker pada mata yang umumnya dialami oleh anak-anak, namun dapat juga dialami oleh orang dewasa. Retinoblastoma menyerang selaput jala mata atau retina yang terletak pada dinding mata sebelah dalam.

Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Penyakit ini yang kemudian mengharuskan dua bola matanya harus diangkat dan menjadikannya seorang tunanetra.

“Siapapun itu bisa berhasil dan berprestasi, asal mau berusaha keras dan kemauan kuat, itu adalah keyakinan yang saya pegang,”

Farrel dinilai sekolah sebagai anak yang memiliki ingatan dan daya nalar yang juga bagus. Waka Humas SMA N 3 Jogja Agus Santoso mengatakan, sekolah akan menyediakan bahan ajar dari braille dan audio untuk mendukung proses belajar mengajar Farrel.

“Ini pengalaman pertama bagi kami menangani siswa inklusi dengan berkebutuhan khusus tunanetra, kami mohon doa dari semua,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya