SOLOPOS.COM - Agung Setia Budi bersama anaknya menunjukkan hasil karyanya replika mainan dari barang bekas di rumahnya kampung Sumenaban Kampung Sumeneban 104 RT 003/RW 004, Kelurahan Kauman, Kota Semarang. (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)

Kisah inspiratif datang dari penyandang cacat atau defabel Agung Setia Budi yang mampu mandiri dengan memanfaatkan barang-barang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Bagi kebanyakan orang, barang-barang bekas hanya layak dibuang ke tempat sampah karena dianggap tidak akan ada lagi manfaatnya. Namun, di tangan orang kreatif, barang-barang bekas bisa menjadi sumber untuk mendatapkan uang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Replika tank dari bahan bekas karya Agung, (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)
Replika tank dari bahan bekas karya Agung, (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)

Replika Harlay Davidson dari bahan bekas karya Agung, (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)
Replika Harlay Davidson dari bahan bekas karya Agung, (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)
Replika Harlay Davidson dari bahan bekas karya Agung, (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)
Replika Harlay Davidson dari bahan bekas karya Agung, (Insetyonoto/JIBI/Semarangpos.com)

Hal itu pula yang dikerjakan penyandang cacat atau difabel Agung Setiyabudi, 40, warga Kampung Sumeneban 104 RT 003/RW 004, Kelurahan Kauman, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Agung mampu menyulap barang-barang bekas seperti tutup botol bekas minuman, bekas wadah kartu perdana telepon seluler, kaleng, kardus, rongsokan arloji, dan lainnya, menjadi berbagai macam bentuk kerajinan tangan berwujud replika kendaraan dan barang-barang lainnya.

”Sudah ada puluhan replika yang saya buat dari memanfaatkan barang-barang bekas, semisal motor vespa, motor besar Harley Devidson (HD), tank perang, pesawat tempur, rumah, dan lainnya,” katanya saat ditemui Semarangpos.com di rumahnya yang sederhana beberapa waktu lalu.

Replika dari barang bekas tersebut dijual dengan harga antara Rp50.000 sampai Rp1 juta, tergantung tingkat kesulitan pembuatannya. Demikian pula halnya dengan waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan setiap mainan replika kendaraan. Misalnya saja Harley Davidson dan tank tempur membutuhkan waktu sekitar dua hari, namun skuter cukup satu hari. ”Peralatan yang digunakan hanya tang lancip, cutter, lem Castol atau Alteco,” ujarnya pemilik rumah usaha Nekatzz Kraft itu.

Keterampilan membuat berbagai kerajinan tangan replika kendaraan dari barang bekas itu, menurut Agung dilakukan secara ototidak atau belajar sendiri, dengan mengamati bentuk benda aslinya. Dia mengungkapkan berkecimpang membuat kerajinan tangan replika kendaraan itu bermula saat kaki kanannya diamputasi atau dipotong karena penyakit diabetes pada Februari 2014.

Sejak kaki kanannya diamputasi itu, Agung kehilangan pekerjaan di perusahaan mabel dan usaha sambilan sebagai makelar kendaraan bermotor. ”Saya tidak punya pekerjaan apa-apa, menjadi pengangguran,” ungkap suami Narsih ini.

Menghadapi cobaan itu tidak membuat Agung putus asa. Setiap usai melaksanakan salat fardu lima waktu, dia senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan pekerjaan sesuai kondisi fisiknya. ”Allah mengabulkan permohonan saya.  Seusai melaksanakan salat Asar di rumah, mendapatkan beberapa bekas tempat kartu perdana. Kartu tersebut kemudian saya utak-utik menjadi sebuah mainan replika vespa,” bebernya.

Nyatanya, kerajinan tangan berwujud replika skuter itu diminati orang dan terjual dengan harga Rp35.000. Sejak itu, bapak dua orang anak, Muh. Whizzkid Marhaen, 14, dan Khadizah, 2,5, itu pun membuat bermacam kerajinan tangan berwujud replika aneka kendaraan.dari skuter, berkembang pula ke motor gede, bahkan kendaraan tempur.

Agung memasarkan kerajinan tangan karyanya itu melalui media jejaring sosial Facebook dan Twitter, serta di Saung Hapy Difabel Pasar Semawis, kawasan Gang Pinggir, Kota Semarang. ”Ada orang Amerika Serikat melalui temannya di Jakarta membeli replika motor HD senilai Rp500.000 dan Vespa Rp200.000,” ungkapnya.

Menurut dia, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun pernah membeli sejumlah kerajinan tangan karyanya senilai Rp1,5 juta, demikian pula dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang membeli dua kerajinan tangan karyanya senilai Rp1 juta. ”Saya berharap ada perhatian dari pemerintah untuk difabel seperti saya, semisal diberi tempat berjualan, pelatihan, dan permodalan,” harap Agung.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya