SOLOPOS.COM - Sumarjo alias Mbah Ratmo (kanan), menceritakan kisahnya menghalau puluhan pengendara motor yang akan menggelar aksi balapan liar di Jl Suratmo, Manyaran, Semarang, beberapa waktu lalu. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Kisah inspiratif muncul dari Kota Semarang, tentang langkah kakek-kakek yang membubarkan balap liar.

Semarangos.com, SEMARANG — Masyarakat Semarang kembali dihebohkan dengan aksi koboi salah seorang warganya yang menantang para pelanggar aturan berlalu lintas. Jika sebelumnya aksi heroik dilakukan bocah berusia sembilan tahun, Daffa Farros Oktaviarto, kali ini kisah inspiratif merebak dari kakek-kakek berusia 63 tahun, Sumarjono.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Jika Daffa melakukan aksi koboinya dengan menghalau pengendara motor yang melintas di trotoar, maka Sumarjono, warga Jl. Srigunting Timur III RT 010/RW 005, Manyaran, Kota Semarang, menunjukkan aksi nekatnya dengan membubarkan puluhan pengendara motor yang setiap  hari menggelar balap liar alias trek-trekan di Jl. Suratmo, Kota Semarang.

Tak ayal aksi koboi Sumarjo yang akrab disapa Mbah Ratmo itu pun menjadi buah bibir warga Semarang. Terlebih lagi, kisah inspiratifnya dipublikasikan pula oleh beberapa media massa cetak maupun elektronik.

Untuk membubarkan balap liar Semarang itu Mbah Ratmo terbilang unik dan nekat. Mulai dari menghalau di tengah jalan area yang akan digunakan balapan dengan bermodalkan sebatang tongkat dari kayu hingga mendatangi para pembalap liar itu dan menantang untuk duel satu per satu.

“Saya enggak takut. Habisnya saya jengkel dengan mereka karena sering menggelar trek-trekan di situ. Selain suara knalpot motornya bising, balapan itu juga membahayakan keselamatan pengendara yang lain,” ujar Mbah Ratmo saat dijumpai Semarangpos.com di toko bahan bangunan tempatnya bekerja di Jl. Untung Suropati, Kota Semarang, Kamis (23/6/2016).

Mbah Ratmo mengaku tak ada niat lain di balik aksi nekatnya itu. Keinginannya membubarkan balap liar itu lebih dikarenakan ingin menjaga situasi yang kondusif di sekitar Jl Suratmo, Kota Semarang yang kebetulan juga berada di sekitar wilayah tempat tinggalnya.

“Saya gerah dengan aksi mereka itu. Soalnya juga sudah berlangsung cukup lama, kira-kira lebih dari tiga bulan,” tutur Mbah Ratmo.

Meskipun sudah berlangsung cukup lama dan beberapa kali diperingatkan, Mbah Ratmo menengarai balap liar Semarang itu tetap berlangsung. Jika pada hari biasa balap liar itu berlangsung malam hari, kini trek-trekan itu acap kali berlangsung sore hari atau mendekati waktu berbuka puasa.

Mbah Ratmo mengaku sebenarnya dari pihak kepolisian sudah beberapa kali menggelar operasi di kawasan itu. Namun, operasi itu tidak berjalan efektif.”Saat petugas datang, balapannya hilang. Giliran polisinya pergi, balapannya ada lagi. Jadi seperti kucing-kucingan,” imbuh Mbah Ratmo.

Kendati demikian, berkat aksi koboi Mbah Ratmo itu, balapan liar di Jl. Suratmo lambat laun mulai berkurang. Bahkan, balapan liar di kawasan itu berpotensi bubar setelah pada Rabu (22/6/2016), aparat Polresta Semarang membubarkan arena itu dan menangkap sekitar 20-an pengendara motor yang tidak memiliki kelengkapan berkendara.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya