SOLOPOS.COM - Bisnis Bunga Yosefine (Detik)

Kisah inspiratif datang dari mahasiswi bernama Yosefine yang berbisnis bunga.

Solopos.com,  BANDUNG — Kisah inspiratif dari bisnis bunga berasal dari mahasiswi asal Bandung, Yosefine. Sedang musim wisuda dan pernikahan, kini banyak orang memesan bunga untuk diberikan di hari spesial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bisnis bunga kini banyak dipesan sesuai musim. Berawal dari kesukaannya terhadap bunga, Yosefine, mempunyai ide untuk mempercantik bunga. Mahasiswa semester sembilan di salah satu universitas swasta di Bandung itu sering melihat bunga yang biasanya di acara wisuda dengan tampilan sederhana, kemudian dia berinovasi untuk menghiasnya.

“Sebenarnya waktu kuliah awalnya suka bunga, kalau lihat orang wisuda bunganya biasa saja, dibungkusnya plastik. Aku lihat bunga itu kan cantik, terus bagaimana membuat bunga lokal dibungkus menjadi cantik,” ujar Yosefine, seperti dilansir Detik, Jumat (12/8/2016).

Kisah inspiratif ini berawal saat dia mencoba membeli beberapa batang bunga mawar dan bunga gerbera dari petani. Dengan modal awal Rp 100.000, dia lalu merangkai dan menghias bunga tersebut menggunakan kotak beragam bentuk.

Setelah melihat karyanya, beberapa temannya banyak yang membeli. Setelah banyak orderan, dia menambah beberapa bahan penghias seperti plastik pembungkus dan bahan-bahan lainnya dalam jumlah yang tidak terlalu besar sehingga modalnya tidak dibeli secara borongan, tetapi secara berangsur-angsur. Dalam beberapa bulan bisnisnya mulai lancar dan dikenal.

Per bucket-nya dipatok berbeda-beda. Rentang harganya mulai dari Rp10.000 hingga Rp450.000. Ia juga siap melayani pemesanan hingga 100 tangkai bunga mawar, tentunya harga dipatok sesuai dengan tingkat kesulitan.

“Awalnya modal sekitar Rp100.000 itu juga beli beberapa batang kayu mawar dan bunga gerbera, bunga mentah dari petani kan harganya murah. Dirangkai, jadi harga yang selesai dirangkai kenapa mahal itu tuh karena kreatif dan seni,” imbuhnya.

Bahan baku bunganya dia peroleh dari petani sehingga belum memiliki lahan sendiri untuk budidaya bunga. Meski begitu, dalam sebulan omzetnya ada sekitar 100-300 bucket yang terjual atau senilai Rp20-Rp30 juta.

Bisnis bungan yang baru dirintis sejak Agustus 2015 lalu kini telah meraup untung Rp350 juta dalam setahun. Keuntungan itu ditopang oleh berbagai acara wisuda hingga pernikahan.

“Dalam setahun ini sudah 2.300-an bucket atau sekitar Rp350 juta. Pendapatan tergantung di situ ada wisuda tiap kampus. Kadang orang nikahan, aku bikin juga mahkota-mahkota gitu,” ujar Yosefine.

Namun, dari laba yang diperoleh, sekitar 50-60% dari pendapatan adalah laba bersihnya. Hal itu karena dia masih harus membayar kurir, perawatan air, dan bungkus bunga. Selain menjual bunga fresh, dia juga menjual bunga plastik.

Labushky Bouquet tersedia secara online. Meski berada di Bandung, tapi konsumennya juga tersebar juga dari Jabodetabek hingga Papua. “Dulu pernah ada yang pesan ke Papua, daripada ongkosnya mahal dan kondisi bunganya belum tentu dipastikan fresh sehingga aku bilang pakai bunga plastik saja dikirimnya. Karena biasanya kita beli bunga ada yang H-2, ada juga yang hari h-1 atau ada yang tepat pada hari H.

Jadi harus diperhitungkan. Ada yang harus dadakan. Jadi enggak borongan semua,” ujar Yosefine. Untuk dapat memesan bucket bunga, dapat mengunjungi Instagram @Labushky_Bouquet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya