SOLOPOS.COM - Sadiman, warga Wonogiri penerima Kalpataru 2016 karena jasanya menghijaukan Bukit Gendol. (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif ini berasal dari warga Wonogiri yang tak lelah berupaya menghijaukan bukit.

Solopos.com, WONOGIRI — Perlahan, sesosok pria berjanggut putih, berbatik merah, dan bertopi itu memasuki halaman Kompleks Setda Wonogiri, Minggu (5/2/2017). Kakinya terus melangkah menuju Pendapa Kantor Bupati Wonogiri.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Di hadapannya, ada dua petugas Satpol PP yang sedang berjaga. Sebelum naik ke lantai Pendapa Kantor Bupati Wonogiri, dia melepas sepatunya yang penuh tanah. Dengan sopan dia menanyakan keberadaan Bupati Wonogiri kepada kedua petugas Satpol PP tersebut.

Sadiman nama pria itu. Pria yang mendapat penghargaan Kalpataru 2016 berkat jasanya menghijaukan kembali Bukit Gendol selama lebih dari 20 tahun. Pria yang telah memasuki usia 60-an tahun tersebut hendak bersilaturahmi dengan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo.

Namun, sayang, Bupati sedang tidak berada di tempat. Padahal ia sudah jauh-jauh datang dari Bulukerto. Saat berbincang dengan Solopos.com, pikirannya seolah menerawang ke Bukit Gendol. Setelah menghijaukan bukit tersebut, ia juga menceritakan kesibukannya saat ini.

“Anak tangga yang saya buat menuju puncak Bukit Gendol, sekarang saya coba tanami rumput jepang. Biar para pengunjung enggak terpeleset saat menaiki anak tangga,” papar pria yang beralamat di Dusun Dali RT 004/RW 001, Desa Geneng, Bulukerto, Wonogiri.

Selain rumput jepang, Sadiman juga sedang gencar menanami sekitar anak tangga dengan berbagai macam bunga. “Ya, biar buat tontonan para pengunjung itu. Kemarin juga ada yang menanyakan ketersediaan musala. Karena kasihan, beberapa hari kemudian saya bikinkan musala kecil di Bukit Gendol,” ucap dia polos.

Semua tanaman tersebut ia tanam sendiri. Uang untuk membeli tanaman dan pembuatan musala itu pun dari kantong pribadinya. “Kalau menyuruh orang tanpa bayaran, pasti mereka enggak mau. Daripada begitu, ya mending saya tanam sendiri. Uangnya juga dari kantong saya pribadi. Kadang pengunjung juga ada yang memberi uang. Tapi langsung saya pergunakan untuk membeli tanaman. Saya enggak mau uang pemberian tersebut saya pergunakan untuk kepentingan diri saya sendiri,” tambah dia.

Harga rumput jepang bisa dikatakan tidak murah. Sadiman membeli rumput tersebut sekitar Rp50.000/meter. Satu meter rumput hanya bisa ditanam di lima anak tangga. Padahal ada ribuan anak tangga di sana. Namun, Sadiman melakukan hal tersebut dengan ikhlas.

Sadiman sudah cukup puas atas kerja kerasnya tersebut dengan banyaknya orang yang berkunjung ke Bukit Gendol. “Kalau hari Minggu itu banyak sekali pengunjungnya. Saya juga jadi senang lihatnya,” tutup dia sembari tersenyum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya