SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> &mdash; Lena dan Leni, atlet Tim Nasional (Timnas) Sepak Takraw Indonesia di ajang Asian Games 2018, menorehkan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180706/490/926398/kisah-inspiratif-warga-sukoharjo-rintis-es-teler-pertama-sejak-1967">kisah inspiratif</a> lewat perjalanan hidup mereka di masa lalu. Saudara kembar asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat itu merupakan perempuan-perempuan yang terlahir dari keluarga kurang mampu.</p><p>Dikutip <a href="http://www.solopos.com"><em>Solopos.com</em></a> dari laman resmi Internet milik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Selasa (14/8/2018), dua perempuan itu bahkan sempat disuruh orang tua mereka untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di negeri orang. Bukan tanpa sebab, mereka sempat akan menjadi TKW karena tak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan saat masih duduk di bangku SMP.</p><p>Dahulu, kondisi keluarga Lena-Leni memang bisa dibilang jauh dari kata cukup. Ayah Lena-Leni, Surtina, hanyalah seorang buruh tani, sedangkan ibu mereka, Toniah, merupakan ibu rumah tangga.</p><p>Meski diminta untuk menjadi TKW, perempuan yang kini menjadi andalan tim sepak takraw Indonesia di Asian Games 2018 itu kompak menolak. Mereka rela bekerja menjadi pencuci piring di kantin SMP mereka demi mendapatkan uang saku.</p><p>Saat akan melanjutkan ke jenjang SMA, Lena-Leni lagi-lagi mengalami kesultian biaya hingga mereka menemukan jalan rezeki lewat sepak takraw. Mereka berdua bisa dibilang terpaksa menjadi atlet sepak takraw demi bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMA.</p><p>"Pengin sekolah sampai SMA, jadi ikut sepak takraw. Soalnya di SMA itu atlet-atlet takraw digratiskan sekolahnya jadi kami pun ikut," ungkapnya seusai berlatih di GOR Cenderawasih, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Senin (13/8/2018).</p><p>Meski baiaya sekolah sudah dibebaskan karena menjadi atlet sepak takraw, Lena-Leni sempat kesulitan dalam mendapatkan alat tulis dan sarana penunjang lainnya untuk sekolah. Sampai pada akhirnya, Lena-Leni memutuskan untuk bekerja sebagai pemulung dan menjual barang bekas yang didapatkan kepada tetangga mereka yang kebetulan merupakan pengepul barang bekas.</p><p>Pada 2006, Lena-Leni mulai serius menggeluti dunia sepak takraw hingga akhirnya pada 2007 mereka diboyong ke ibu kota untuk mengikuti seleksi pemain sepak takraw tingkat nasional. Setelah lolos seleksi, Lena-Leni secara resmi menyandang status atlet nasional di tahun yang sama dan wajib mengikuti pelatnas.</p><p>Terhitung sejak 2007, si kembar yang menorehkan <a href="http://viral.solopos.com/read/20180712/486/927535/kisah-inspiratif-bocah-ini-jual-pisang-di-ums-pabelan">kisah inspiratif</a> itu sudah banyak mengukir prestasi untuk Indonesia. Mulai dari medali perunggu Asian Games 2014 di Incheon, hingga meraih medali emas di King&rsquo;s Cup&mdash;turnamen sepak takraw paling bergengsi&mdash;pada 2016 silam telah mereka koleksi bersama Timnas Indonesia.</p><p>Kini, Lena-Leni mengaku siap bertanding di ajang Asian Games 2018. Mereka sangat antusias dan sudah tak sabar menyepak bola berbahan dasar rotan itu di atas lapangan.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya