SOLOPOS.COM - Pemain muda Indonesia di Qatar, Andri Syahputra (kiri) (Liputan6.com)

Kisah inspiratif kali ini datang dari pesepak bola muda Indonesia yang bermain di Liga Qatar dan diminati klub-klub besar Eropa.

Solopos.com, DOHA — Kisah inspiratif kali ini berasal dari pemain sepak bola asal Indonesia yang bermain untuk klub Al Gharafa, Andri Syahputra. Ia mencetak top skor Liga Qatar.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Andri yang baru berusia 16 tahun ini dianggap sebagai salah satu pemain berbakat sehingga menjadi bagian dari Aspire Academy.

Dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (11/7/2015), Aspire Academy merupakan tempat berkumpulnya pemain muda berbakat dari berbagai klub di Qatar. Penampilan konsisten Andri bersama Al Gharafa di Liga Utama Qatar Star League U-17 membuat namanya masuk dalam Aspire Academy.

Kisah inspiratif Andri sebagai pemain Al Gharafa Andri berawal saat ia menetap di Qatar sejak usia lima tahun. Andri harus mengikuti ayahnya yang bekerja di bidang minyak dan gas.

Sejak awal, Andri memang menyukai sepak bola dan dimasukkan ke dalam Indonesian Community Club Al-Khor Community yang dilatih oleh M. Yunus Bani. Andri lalu direkrut Al-Khor SC, salah satu klub pro di Qatar.

Pada usia tujuh tahun, Andri kemudian digaet oleh Al-Gharafa dan masuk ke Aspire Academy Qatar karena performa dianggap mengesankan. Perlahan, Andri mampu masuk ke skuat inti Al Gharafa untuk berlaga di Liga Utama Qatar Star League U-17.

“Kompetisi U-17 di Qatar juga berjalan satu musim dan selama kompetisi Andri tinggal di tempat seperti asrama. Di tempat itu, selain berlatih sepak bola, Andri juga mendapat pendidikan formal,” terang ayahnya, Agus Sudarmanto.

Andri Syahputra merupakan pencetak gol terbanyak selama tiga musim berturut-turut di Liga Utama Qatar Star League U-17. Tak perlu terkejut dengan catatan itu, karena posisi Andri di lapangan kerap di tempatkan di barisan depan.

“Selama di klub, menurut pelatihnya, Andri bisa empat posisi di lini depan, penyerang, sayap kanan, sayap kiri, atau playmaker. Tergantung pelatih di mana dia ditempatkan atau kebutuhan tim,” jelasnya.

Usia Andri  memang baru 16 tahun, tapi pengalamannya diundang ke Eropa untuk menjalani latihan bersama  sudah sangat banyak.

Saat itu itu, Andri Syahputra terpilih mengikuti elite Training Camp bersama Stuttgart di Jerman, Villarreal dan Barcelona di Spanyol, dan Turki. Pada 2014, bersama Aspire Academy, Andri juga pernah berkesempatan menjajal tim-tim U-15 La Liga Spanyol.

Pemain kelahiran Lhokseumawe, Aceh, 29 Juni 1999 ini bukan hanya sempat membuat kepincut media Spanyol. Pelatih-pelatih tim muda Spanyol bahkan sempat mengutarakan ketertarikannya pada kemampuan mengolah bola Andri.

Hal ini yang kemudian memunculkan rumor Andri diminati oleh salah satu klub La Liga, Villarreal. Namun, hal itu dibantah oleh sang ayah, Agus Sudarmanto, yang tertarik adalah pelatih-pelatih tim muda Villarreal, bukan klubnya. Lagipula, Andri masih betah bersama Al Gharafa.

Menurut Andri setiap klub Eropa bisa dengan mudah mengatakan tertarik kepada para pemain muda, namun pada kenyataannya segala prosesnya akan rumit.

“Semua klub Eropa bisa saja bilang tertarik kepada para pemain muda, tapi ada peraturan FIFA yang melarang pemain di bawah usia 18 tahun pindah ke Eropa tanpa didampingi orang tua. Prosesnya juga tidak akan mudah, makanya biasanya mereka baru benar-benar mengincar pemain muda saat usia mereka sudah 17 tahun,” jelas Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya