SOLOPOS.COM - Mbok Temu melayani pelanggan di angkringan miliknya, Senin (7/11/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif datang dari mantan mucikari di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA- Mbok Temu, demikian perempuan 56 tahun itu biasa disapa. Ia adalah penjual angkringan di Jalan Rongroad Selatan, pojok Terminal Giwangan. Apa istimewanya dia?

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Mbok Temu dulunya adalah seorang mucikari. Sejak Juni lalu, ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Meski berat, namun harus dia lakukan. Ia tidak ingin anak cucunya mengikuti jejaknya.

Dorongan untuk berhenti dari pekerjaannya juga datang dari masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Ia mendapat bantuan modal dari hasil urunan masyarakat. Bahkan utang-utangnya kepada rentenir juga sudah lunas berkat bantuan masyarkat melalui lembaga pemberdayaan masyarakat Mrican dan Sanggrahan.

Ia menyadari meski mudah mendapatkan uang dari hasil pekerjaannya sebagai muncikari, namun juga mudah habis. Dulu, uang yang diperoleh jutaan rupiah dalam waktu singkat, justru tidak membuatnya kaya raya, melainkan sebaliknya hutangnya semakin hari semakin banyak.

Dari situ ia mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain. Akhirnya ia membuka angkringan dengan bantuan masyarakat. Meski belum terlalu ramai, namun ia merasa mendapat ketenangan, walau pun hasilnya belum seberapa. Terkadang ia juga ikut jualan dalam acara-acara besar dadakan yang digelar instansi perusahaan atau pemerintah.

Meski keputusannya berhenti disayangkan oleh teman dan anak-anak asuhnya, namun lambat laun mulai memahaminya. Meski sudah berhenti dari dunia PSK, ia masih peduli pada kesehatan para PSK. Dirinya tidak segan minta bantuan pemerintah dan rumah sakit agar membantu jika ada PSK yang sakit dan butuh pertolongan.

Sementara itu Ketua RW 09 Kampung Mrican, Sarono mengatakan warga di kampungnya sedang berupaya melakukan pemberdayaan pada para mucikari dan PSK. Dirinya memahami bahwa PSK tidak serta merta berhenti dari pekerjaannya sebelum mendapat pekerjaan lain.

Dari hasil pendataan yang dilakukannya saat ini masih ada empat mucikari yang ada di wilayahnya. Menurutnya, mereka juga bersedia beralih pekerjaan. “Tapi butuh proses dan dana juga untuk beralih pekerjaan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya