SOLOPOS.COM - Paidi menunjukkan kereta Kyai Menik Koemolo yang ia perbaiki di bengkelnya. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Kisah Inspiratif berikut mengenai pelestari kereta kerajaan

Harianjogja.com, BANTUL-Belasan kereta kencana milik Kraton Jogja dan Pura Pakualaman berusia ratusan tahun pernah ditangani oleh Paidi, warga Dusun Jetis, Patalan, Jetis, Bantul. Kini ia tengah memperbaiki kereta Kyai Menik Koemolo yang akan digunakan oleh Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suyodilogo yang naik tahta sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Roda kereta kencana berbahan kayu itu berdiameter 200 centimeter. Bercat kuning mengkilat. Tingginya sekitar tiga meter melebihi tinggi badan orang dewasa. Tidak sembarang orang boleh duduk di kereta berusia 202 tahun itu.

Namanya Kereta Kyai Menik Koemolo. Kereta ini bakal digunakan untuk mengarak putra mahkota Kadipaten Pakualaman saat dinobatkan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam X pada 7 Januari mendatang.

“Seminggu lalu kereta ini dibawa ke sini menggunakan truk,” Paidi membuka pembicaraan saat disambangi di bengkel kereta miliknya di Dusun Jetis awal pekan ini.

Lelaki 57 tahun itu diberi amanah oleh otoritas Pura Pakualaman memperbaiki kereta buatan London 1813 itu.

“Ada kerusakan di tempat injakan kaki penumpang kereta, cuma itu saja diganti kayunya pakai kayu jati,” anak pertama dari lima bersaudara itu menjelaskan detil kerusakan kereta.

Lelaki yang juga abdi dalem Kraton Jogja itu beberapa hari sebelumnya sudah mempersiapkan diri sebelum menyentuh barang antik Kyai Menik Koemolo. Ia menggelar acara selamatan agar diberi kemudahan dan kelancaran memperbaiki benda pusaka itu.

“Di sini selamatan sekali, menyajikan pisang raja, sego gurih, ada beberapa macam makanan lagi, lalu didoakan. Tau sendiri ini kan barang langka, kalau tidak hati-hati memperlakukannya bisa bahaya,” kata bapak dua anak itu seraya tertawa.

Bukan kali ini saja, abdi dalem bergelar Lurah Roto Pawiro memperbaiki kereta kerajaan. Semasa hidupnya, ia telah 13 kali memperbaiki kereta milik Kraton Jogja maupun Pura Pakualaman.

“Itu kereta Gusti Yudha [GBPH Yudhaningrat, adik Raja Kraton Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono X] masih di sini saya perbaiki,” tangannya menunjuk kereta bercat hijau di salah satu sudut bengkelnya.

Ia juga pernah memperbaiki kereta kencana yang dibuat pada zaman Sultan Hamengku Buwono IV. Sama dengan Kyai Menik Koemolo, kereta berusia ratusan tahun itu hanya digunakan saat penobatan putra mahkota sebagai raja.

Paidi boleh berbangga hati menjadi satu-satunya orang kepercayaan Kraton yang diamanahkan memperbaiki benda pusaka seperti kereta kencana. Kepercayaan itu seperti warisan. Mulanya, kakek Paidi, Pawirorejo yang dikenal mahir membengkeli kereta kerajaan. Lalu menurun ke ayah Paidi, Harjo Wiyono. Keduanya sama-sama abdi dalem Kraton Jogja.

Kini, tongkat estafet itu diteruskan Paidi. Sejak berumur sekitar 15 tahun ia telah biasa memperbaiki kereta membantu pekerjaan ayahnya.

“Tahun 1970-an saya sudah mulai belajar memperbaiki kereta,” bapak yang terkesan ramah itu mengenang masa mudanya.

Sampai sekarang, ia masih menekuni pekerjaanya sebagai tukang bengkel kereta selain bertani. Ia dibantu empat saudara lelakinya yaitu Sugeng atau Prajoko Dikoro, Sumardi, Sugiman dan Jiyono. Lima bersaudara itu biasa memperbaiki kereta atau membuat kereta baru.

“Sekarang ini kereta tidak cuma dimiliki kaum ningrat, orang biasa juga banyak yang punya, apa mau buat kereta juga,” tutur Paidi menawarkan jasa ke media ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya