SOLOPOS.COM - Warga Dusun Cepogo, Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Sumantri, 64, menunjukkan beduk dan kentungan di Masjid Baiturrohmah yang berasal dari Keraton Paras, Selasa (13/12/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Masjid Baiturrohmah yang berdiri di Dusun Cepogo, Desa Sukabumi, Kabupaten Boyolali. ternyata memiliki cerita sejarah yang menarik untuk dikisahkan. Salah satunya terkait cerita asal usul beduk dan kentungan di masjid bikinan Belanda ini yang konon berasal dari Keraton Paras.

Ketua takmir Masjid Baiturrohmah Cepogo, Ahmad, 79, mengatakan Baiturrohman merupakan masjid pertama dan tertua di Kecamatan Cepogo. Menurutnya, ada beberapa bagian masjid yang mempertahankan desain atau bentuk lama seperti kubah masjid, tiang, kentungan, dan beduk. “Kalau yang kubah masjid dan tiang itu yang sisa pembuatan Belanda. Kalau kentungan dan beduk itu dari Keraton Paras,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi, Selasa (13/12/2022).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ahmad menjelaskan terdapat cerita lisan yang menarik terkait pemberian beduk dan kentungan dari sebuah keraton di daerah Paras, Cepogo, Boyolali. Di Desa Paras sendiri terdapat Pesanggrahan Pracimoharjo yang didirikan oleh Pakubuwono IV pada 1803 hingga 1804.

Menurut cerita masyarakat terdahulu, beberapa orang hendak mengambil beduk dan kentungan tersebut, akan tetapi tidak ada yang kuat. Namun, ketika pemimpin atau imam Masjid Baiturrohmah mengambilnya, beduk dan kentungan dapat terangkat. “Jadi pemimpin [imam] masjid dulu bawa gitu [beduk dan kentungan] dari bawah [Paras] sampai ke sini kok kuat begitu,” ujarnya heran.

Baca Juga: Usia 132 Tahun, Masjid Baiturrohmah Cepogo Boyolali Ternyata Dibangun Belanda

Sebelumnya diberitakan, Masjid Baiturrohmah berada di sebelah Pasar Sayur Cepogo lama. Lokasinya masuk ke dalam jalanan kampung, akan tetapi untuk menemukan masjid ini cukup mudah. Sebab, papan namanya tak hanya berdiri di depan masjid, tapi ada di pinggir jalan Solo-Selo-Borobudur (SSB).

Ketua takmir Masjid Baiturrohmah Cepogo, Ahmad, 79, mengatakan berdasarkan getok tular atau cerita mulut ke mulut dari masyarakat, masjid tersebut telah dibangun sejak 132 tahun yang lalu. “Jadi masjid ini yang membangun Belanda. Awalnya di dekat Balai Desa Sukabumi [sekarang] ada tempat usaha Belanda begitu. Nah, di sana ada langgar [musala] yang digunakan warga untuk beribadah tapi dianggap mengganggu karena suara dan lain-lain,” terangnya saat dijumpai Solopos.com di Masjid Baiturrohmah, Selasa (13/12/2022).

Setelah itu, pemerintahan Belanda pun memindahkan langgar itu dari sekitar balai desa menuju Dusun Cepogo. Warga dibuatkan sebuah masjid untuk beribadah.

Baca Juga: Batu Berlubang Diduga Bagian Candi Ditemukan di Kebun Jagung Mondokan Sragen

Saat ini, Masjid Baiturrohmah masih digunakan untuk aktivitas ibadah, belajar mengaji, dan pengajian oleh masyarakat. Ahmad mengatakan setiap Minggu malam ada pengajian rutin sedusun lalu setiap selapan atau 35 hari sekali ada kegiatan dari Muslimat NU.

Anak-anak juga menggunakan serambi masjid untuk kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an setiap sore. “Di sini kan lokasinya hanya di barat pasar, banyak juga orang luar yang salat di sini. Jadi mereka sehabis beraktivitas di pasar kemudian salat di sini, enggak cuma warga Sukabumi saja,” jelasnya.

Ahmad berharap masjid tertua di Kecamatan Cepogo tersebut akan tetap lestari. Ia juga ingin Masjid Baiturrohmah dapat semakin dikenal masyarakat luas dan dikunjungi untuk beribadah.

Baca Juga: Candi Lumbung, Warisan Mataram Kuno di Prambanan Klaten yang Instagramable

Sementara itu, Kasi Pemerintahan Desa Sukabumi, Mahmudi, membenarkan jika masjid tersebut dibangun oleh Belanda. Ia mengatakan dulunya terdapat sebuah langgar milik pemuka agama di Sukabumi yang berada di dekat pabrik kopi Belanda.

Kemudian, keberadaan langgar tersebut dianggap mengganggu aktivitas pabrik kopi dan selanjutnya Belanda membuatkan sebuah masjid yang agak jauh dari pabrik. “Sebelum adanya masjid-masjid di kampung lain, ini masjid pertama di Kecamatan Cepogo. Untuk umur mungkin sekitar 100-an tahun, bagian tiang dan mustaka atau kubah masjid masih asli,” kata dia.

Ia mengungkapkan dulu Masjid Baiturrohmah Cepogo tak sebesar itu, melainkan hanya bangunan kecil. Namun, oleh warga dibangun secara swadaya dengan iuran mereka sendiri.

Baca Juga: Taman Pracima Pura Mangkunegaran Berdiri di Bekas Lapangan Tenis Tertua Solo

Hal tersebut dibenarkan oleh warga yang rumahnya berada di samping utara masjid, Sumantri, 64. Ia mengingat betul saat masih anak-anak sering mengaji di masjid tersebut.

Seingatnya, bangunan masjid di lereng Gunung Merapi tersebut hanya satu kotak beserta serambi masjid. Namun, saat ini sudah ada tambahan teras di luar serambi sehingga tampak lebih besar.

“Sejak saya kecil, ini memang tak hanya digunakan masyarakat Sukabumi, tapi banyak. Masjid Baiturrohmah ini sudah saya gunakan sejak kecil, ikut TPA, sampai cucu saya ada enam pun masih ada,” jelasnya.

Baca Juga: Curhat Kades Genting Boyolali: Setelah Cimory Investasi, Banyak Investor Datang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya