Solopos.com, BOYOLALI — Seorang ilustrator cilik yang berdomisili Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, telah menerbitkan tiga buku sejak pandemi Covid-19. Ilustrator cilik tersebut bernama Mirza Athaya Pramudita dan usianya baru delapan tahun.
Mirza saat ini masih duduk di kelas II SD, akan tetapi ia telah produktif menjadi ilustrator buku. Saat ditemui seusai acara rutin Komunitas Read Aloud Boyolali di Perpustakaan Umum Daerah atau Perpusda Boyolali, Minggu (12/3/2023) siang, anak berkacamata tersebut didampingi ibunya, Nova Rif’atul Ulya, 35.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
“Saya suka menggambar sudah sejak kecil, sejak usia tiga tahun. Belajarnya sendiri, niru-niru. Gambar pertama itu gambar hiu,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com.
Ia mengatakan telah menerbitkan tiga buku cerita dengan gambar ilustrasi dari dirinya. Bocah cilik asal Boyolali itu mengaku ingin menjadi ilustrator dan komikus di masa depan.
Mirza mengaku walau komiknya belum diterbitkan, ia tetap rajin belajar membuat komik di rumah. “Uang hasil ilustrasi saya tabung,” ujarnya singkat.
Ibunda Mirza, Nova, menceritakan pada umur tiga tahun, anaknya masuk sekolah pre-school di Inggris. Ia dan keluarga ikut suami ke Inggris yang saat itu mesti melanjutkan studi ke Birmingham, Inggris.
“Di sana [Inggris] kemampuan dia untuk menggambar itu dapat reward dari sekolahnya karena kemampuannya tersebut.”
Nova menjelaskan Mirza bersekolah sampai pukul 15.00 waktu setempat. Ia menilai sekolah Mirza di Inggris sangat mengapresiasi bakat dan minat anak sejak dini.
“Di sana [Inggris] kemampuan dia untuk menggambar itu dapat reward dari sekolahnya karena kemampuannya tersebut,” jelasnya. Lalu sewaktu pulang ke Indonesia pada saat pandemi Covid-19, Nova bingung mencari cara untuk tetap mengasah bakat Mirza.
Apalagi saat itu situasinya mewajibkan semua orang harus tetap di rumah. Kemudian, ia menemukan salah satu penerbit yang mengapresiasi bakat anak, Bukuku Club. Selain itu, penerbit tersebut juga mau menjembatani bakat anak di bidang ilustrasi.
Buku Pertama Terbit di Usia 6 Tahun
“Saya coba kontak, saya bilang anak saya suka menggambar. Mereka bilang boleh, kemudian dia [Mirza] minta [menggambar] tentang Corona aja,” jelas ibunda dari ilustrator cilik asal Boyolali itu.
Nova mengungkapkan Mirza memilih membuat ilustrasi tentang Covid-19 karena ingin membagi ilmu terkait Corona lewat gambar-gambarnya. Akhirnya buku pertama Mirza tentang edukasi Covid-19 terbit di masa pandemi.
Nova mengatakan usia Mirza saat itu baru enam tahun. Saat itu, Mirza menjadi ilustrator dan penulis buku tersebut. “Buku kedua, karena sepupu suka menulis akhirnya kolaborasi. Jadi Mirza bagian ilustrator, sepupunya menulis ceritanya. Itu enam bulan kemudian, itu judulnya Ayo Menanam,” terangnya.
Buku Ayo Menanam memberikan edukasi tentang perubahan iklim yang semakin panas. Suhu bumi semakin panas karena pohon-pohon banyak yang ditebang.
Lalu buku ketiga merupakan tantangan dari salah satu penerbit dengan tema Happy Ending Story. Co-founder penerbit menulis cerita kemudian menantang orang lain melanjutkan ceritanya hingga menjadi akhir cerita yang bahagia.
“Mirza akhirnya saya ikutkan. Dari 80 peserta alhamdulillah lolos, kemudian reward dari penerbit ini diilustrasikan pemenangnya. Jadi Mirza mengilustrasi buku ini, dari halaman 1-7 dari co-founder, Mirza melanjutkan di halaman 8-9,” jelasnya.
Nova menjelaskan Mirza saat ini masih menggunakan gambar tangan. Ke depannya ia ingin mengenalkan media aplikasi seperti Adobe Photoshop, Corel, dan Medibang Paint kepada sang anak.
“Ke depannya saya ingin suatu saat bisa berkolaborasi dengan Mirza, jadi saya yang menulis dia yang menggambar,” harapnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
