SOLOPOS.COM - Dimas Kanjeng Taat Pribadi (Facebook.com)

Korban di Sragen mengaku bertemu godaan penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi saat terpuruk dan tak bisa berpikir rasional.

Solopos.com, SRAGEN — Para korban Dimas Kanjeng di Desa Pagak, Sumberlawang, Sragen, sudah hampir kehilangan kesabaran. Mereka mengancam akan mempolisikan Mustofa, tokoh guru ngaji setempat yang mengajak mereka menyerahkan uang untuk digandakan dengan tangan sakti Taat Pribadi. Ironisnya, Mustofa sendiri masih percaya kepada pimpinan padepokan yang telah ditangkap Polda Jatim itu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu korban adalah Ngatimin Senen. November 2013, Senen mendapat musibah yang tidak akan pernah bisa dia lupakan. Rumah warga Dusun/Desa Pagak, RT 016, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, itu ludes terbakar. Dia tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi juga kehilangan mata pencahariannya sebagai pengrajin karak.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat kondisinya sedang terpuruk, harapan datang dari Mustofa yang mendatanginya. ”Saat itu kondisi saya sedang syok berat. Terus terang saya tidak bisa berpikir rasional. Saya tergiur tawaran penggandaan uang itu karena saya butuh uang banyak untuk membangun rumah saya kembali,” kata Senen kala ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin. Baca juga: Di Sumberlawang Sragen, Puluhan Juta Rupiah Disetor ke Perantara Dimas Kanjeng.

Saat itu, Mustofa berjanji bakal melipatgandakan uang Rp12 juta milik Senen menjadi Rp300 juta melalui sentuhan tangan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Mustofa berjanji bakal memberikan uang yang sudah dilipatgandakan itu pada November 2013. Penyesalan memang datang belakangan.

Hasil dari pelipatgandaan uang yang dijanjikan Mustofa itu tak kunjung diberikan. Meski sudah berkali-kali ditagih, Senen selalu mendapat jawaban yang tidak memuaskan. Sudah jatuh tertimpa tangga. Setelah rumahnya ludes terbakar, Senen baru menyadari dirinya menjadi korban penipuan Dimas Kanjeng.

”Setiap kali saya tagih, janjinya mundur terus. Dia hanya bisa mengusahakan. Saya hanya diminta bersabar. Selalu itu jawabannya,” keluh Senen. Baca juga: Korban Dimas Kanjeng Asal Sragen Terus Bermunculan.

Senen dan enam warga Pagak bertekad melaporkan Mustofa ke polisi apabila dia tidak sanggup mengembalikan uang itu dalam waktu tiga bulan ke depan. Senen tidak peduli meskipun Mustofa hanya orang yang bertugas mengumpulkan uang. Sementara aktor intelektualnya adalah Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Dia tidak peduli Mustofa juga sudah menyetor uang mahar meski belum bisa dilipatgandakan. ”Yang mengajak kami ikut program penggandaan uang itu ya Pak Mustofa. Jadi, dia yang harus bertanggung jawab,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya