SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (dua dari kiri) mengecek TPS di depan SD Kristen Sragen yang terletak di Jl. Imam Bonjol No. 03 Sragen Kulon, Sragen, Jumat (17/1/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Sejumlah mobil berpelat merah tiba-tiba berhenti di depan SD Kristen Sragen, Jl. Imam Bonjol No. 03, Sragen Kulon, Sragen. Dari salah satu mobil dinas itu keluar sosok orang nomor wahid di Kabupaten Sragen yang tidak lain Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Bupati Yuni mengecek lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang berada di depan SD tersebut. Sejumlah bus beton tergeletak di lahan terbuka itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa waktu lalu lahan itu sempat jadi tempat penitipan sepeda. Belakangan sempat muncul bangunan liar yang dihuni seorang tukang rosok karena di sisi barat lahan itu terdapat tempat pembuangan sampah (TPS).

Kuburan Janin Bayi Ratu Keraton Agung Sejagat di Godean Sleman, Diduga untuk Ritual

Kini, semua bangunan itu sudah rata dengan tanah setelah adanya laporan bau tidak sedap yang menganggu aktivitas belajar para siswa di SD itu. Yuni, sapaan Bupati Sragen, agak risih dengan gerobak sampah yang penuh dengan barang rongsokan.

“Gerobak itu milik siapa? Harus bersih. Yang punya dicari!” ujar Yuni kepada sejumlah pejabat yang mengikutinya, Jumat (17/1/2020).

Sesaat kemudian datanglah seorang kakek-kakek. Ia mengenakan baju warna biru muda seperti seragam karyawan PT KAI dan celana panjang hitam.

Ia mengaku bernama Giyo, 65, warga Gebang, Sukodono, Sragen. Giyo telah menjaga TPS itu selama 11 tahun terakhir. Bahkan ia sampai tidur di sekitar TPS itu.

Begitu melihat Giyo, Bupati Yuni meminta supaya gerobak sampah berisi sampah itu segera dibawa pulang agar tidak ada pemandangan kumuh di sekitar TPS. Giyo pun mengatakan dirinya sering tidur di sana untuk berjaga.

Misterius! Dari Pohon Ini Muncul Suara Perempuan Menangis

“Iya, Bu. Nanti saya bawa pulang. Kebetulan saya titipkan barang di rumah anak saya di Plumbungan, Karangmalang. Saya kalau malam ya sering tidur di sini. Ya, untuk jaga-jaga. Soalnya kalau malam banyak orang yang buang sampah di jalan bukan ke TPS. Sambil jaga, sampah-sampah yang bisa dijual saya kumpulkan,” ujar Giyo.

Apa yang dilakukan Giyo membikin Yuni dan pejabat lainnya trenyuh. Meskipun sebagai pemulung, Giyo ternyata cukup meringankan tugas Pemkab Sragen.

Diduga Panik Tepergok Mesum, PNS Asal Sragen Tabrak Satpam di Mal Solo

Bupati Yuni memberikan sedikit rezeki untuk Giyo. Para pejabat lainnya juga memberi sedekah atas nama Bupati. Giyo merasa bersyukur dan berterima atas pemberian yang tidak disangkanya itu. Selama mengumpulkan barang rongsok setiap hari. Sampah itu kemudian dijual setelah terkumpul sebulan sekali.

“Biasanya sudah diambil pengepul rosok setiap bulan sekali. Pengepulnya dari Pengkok, Kedawung. Kalau sebulan bisa dapat minimal Rp1,5 juta. Lumayan untuk hidup,” ujarnya.

Kronologi PNS Sragen Terpergok Mesum di Parkiran Solo Paragon: Mesin Mobil Nyala Diketuk Ngegas

Giyo sempat dicoba kejujurannya oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sragen Cosmas Edwi Yunanto tentang adanya sebuah besi bekas material rel milik PT KAI. Cosmas meminta supaya besi tua itu diambil dan dijual.

“Maaf, Pak. Besi itu tidak laku dijual kalau masih utuh. Kalau sudah dipotong-potong baru laku dijual,” kata Giyo lugu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya