SOLOPOS.COM - Illustrator Freelancer asal Wonogiri, Ahmad Rizal, mengerjakan skesta miliknya. (Istimewa/Ahmad Rizal).

Solopos.com, WONOGIRI — Tren freelancer atau pekerja lepas beberapa waktu terakhir mengalami peningkatan. Hal ini menjadi salah satu peluang pekerjaan baru bagi sebagian orang.

Seperti dilansir dari Bisnis.com pada Jumat (27/1/20223), tren freelancing terus meningkat di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan fleksibilitas waktu, tempat kerja, dan generasi muda yang ingin memiliki pekerjaan yang bermakna.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jika melihat dari laporan World Bank, pertumbuhan pekerja lepas setiap tahunnya mencapai 30 persen dengan segmentasi usia 18 hingga 33 tahun.

Lalu berdasarkan penelitian School of Business University of Brighton,  97% pekerja lepas lebih bahagia dibandingkan pekerja kantoran.

Ekspedisi Mudik 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa hingga Agustus 2020, terdapat 33,34 juta orang bekerja sebagai pekerja lepas dan pemilik usaha kecil. Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya, peningkatan ini sebesar 4,32 juta orang.

Seorang warga asal Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Ahmad Rizal, melirik lapangan pekerjaan ini. Pria 37 tahun yang memang memiliki hobi dan bakat dalam menggambar ini memilih resign dari pekerjaannya dan fokus menjadi illustrator freelancer pada 2016 lalu.

Ahmad sebelumnya bekerja menjadi staf IT di salah satu perusahaan di Boyolali sejak 2012, kemudian ia dipindahkan ke Yogyakarta.

Setelah  pindah, ia banyak menemukan insight baru. “Banyak sekali teman freelancer di Yogyakarta yang hanya freelance dan masih bisa hidup dan kalau dilihat malah lebih sukses,” terang Ahmad saat dihubungi Solopos.com pada Jumat.

Ia memulai menjadi freelancer dari nol mulai 2016 mencari klien dan hingga kini telah memiliki klien reguler.

Untuk menjadi seorang illustrator freelancer, ia memang memiliki bakat menggambar sebelumnya. Dalam membangun portofolio agar dilirik calon klien, dulu ia membuat website yang berisi hasil karyanya, misalnya di DevianArt.

Kemudian portofolio miliknya ia pindah di Instagram, sehingga memudahkan klien melihat karyanya. Tapi tidak semua hasil karya miliknya bisa diunggah di Instagram, karena ada hak eksklusivitas yang dimiliki kliennya.

Ahmad mengaku paling sering menggunakan aplikasi Corel Draw, Photoshop, Procreate, dan Clip Studio Paint. Sementara itu platform freelancer services, ia biasanya memakai Upwork, Fiver, dan 99designs.

“Kalau saya seringnya di Upwork sama Fiver, itu sistemnya semacam pasar. Jadi bikin lapak di situ, lapaknya itu semacam etalase, etalasenya ya display gambar, yang udah di approve dari klien,” ujar Ahmad.

Ahmad mengaku awal memulai bekerja sebagai freelancer hanya menggambar di kertas dengan spidol, kemudian ia bawa di warnet untuk dipindai, selanjutnya dikerjakan di laptop.

Namun, sekarang ini ia sudah membeli pen tablet, dan menggunakan Macbook Pro maupun I-pad. Jadi alat untuk mendukung pekerjaannya ia upgrade secara bertahap.

Ahmad menguraikan ada poin plus dan minus menjadi freelancer. Dalam sehari ia bekerja lebih dari delapan jam kerjanya. Kadang permintaan order datang pukul 23.00 WIB atau 01.00 WIB. Kadang-kadang ada pesanan yang harus selesai dalam sehari.

Biasanya ia mulai bekerja pukul 10.00 WIB, hingga pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB Ahmad memilih waktu istirahatnya. Kemudian dilanjut lagi hingga pukul 24.00 WIB.

“Jadi tergantung pribadinya sendiri-sendiri, mau maintance kerjaannya gimana,” terang Ahmad.

Sementara itu, keuntungannya sebagai pria yang telah berkeluarga, Ahmad yang bekerja dari rumah bisa lebih dekat dengan keluarganya. Fleksibilitas waktu menurutnya, ketika ada acara atau keperluan mendadak bisa ia lakukan segera.

“Kalau dari sisi salary, fluktuatif sih. Tapi kalau dibandingkan jadi karyawan dulu, lebih enak sekarang. Sebulan paling tidak mengerjakan 10-15 gambar. Kira-kira kalau sebulan ditotal itu, rata-rata ya Rp5 juta hingga Rp6 juta,” ujar Ahmad.

Satu pesanan klien biasanya ia bagi dalam dua kategori. Dari klien luar negeri, ia patok dengan harga US$10  hingga US$150. Sementara untuk klien lokal ia banderol dengan harga Rp700.000 hingga Rp1 juta.

Biasanya di Fiver ia mengerjakan pesanan maskot, logo, sketsa wajah orang, serta desain kaos.  Kemudian di platform 99designs, ia mengerjakan ilustrasi model poster, kaos, band, CD album, dan pamflet. Saat ini Ahmad membangun portofolionya di akun Instagram, @psycomedy_art dan @camad_rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya