SOLOPOS.COM - Warga Purbayan, Baki, Sukoharjo, Rachmawati Nila Hapsari, menggendong kucing jalanan yang diselamatkannya dalam Kampanye Adopsi Kucing Jalanan di Mini Atrium Solo Grand Mal (SGM), Minggu (14/11/2021). (Solopos.com/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO – Jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB. Di tengah gelap gulita dini hari, Rachmawati Nila Hapsari terperanjat saat melintasi kawasan Tempat Permakaman Umum (TPU) Pracimaloyo. Saat itu Nila dan suaminya sedang melakukan street feeding atau memberi makan kucing liar.

Hampir tiap hari pasangan tersebut berkeliling memberi pakan kucing jalanan seusai berdagang angkringan di dekat flyover Purwosari, Solo. “Eh, apa kui mau? [apa itu tadi?],” ujar Nila pada suaminya yang tengah mengendarai sepeda motor.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Karena penasaran, Nila meminta sang suami berhenti sejenak. Hatinya langsung teriris saat melihat seekor kucing berwarna oranye berjalan pincang di pinggir makam. Saat dia mendekat, bau busuk langsung menyergap hidung. Bau itu berasal dari kaki kiri bagian depan si kucing yang tampak bengkak dan penuh luka. Selesai memberi makan, Nila pun langsung membawa kucing itu pulang ke rumah.

Baca Juga: Mitos Kucing Candramawa Nyai Sembro Klangenan Raja Solo Paku Buwono X

“Setelah diperiksakan, kakinya ternyata patah. Harus diamputasi karena lukanya sudah membusuk,” ujar Nila mengenang kejadian tiga bulan lalu itu.

Solopos.com berkesempatan berbincang dengan Nila saat kegiatan Kampanye Adopsi Kucing Jalanan di Mini Atrium Solo Grand Mal (SGM), Minggu (14/11/2021). Perempuan 31 tahun ini menjadi salah satu dari 15 rescuer (penyelamat) kucing jalanan yang mendapatkan apresiasi dari Rumah Difabel Meong (Rudimeong) dan Cat Lovers in The World (CLOW).

Nila turut membawa kucing yang dia selamatkan yang kini dinamai Cantik. Kucing betina itu tampak aktif saat sang pemilik mengeluarkannya dari kandang untuk digendong. Nafsu makannya pun tinggi. Cantik bisa makan hingga delapan kali sehari. “Sekarang aktif banget. Sekali dikeluarin dari kandang, rumah bisa seperti kapal pecah,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Baca Juga: Over Populasi, 1.200 Kucing Dibuang di Soloraya pada 2021

Kehadiran rescuer seperti Nila bak malaikat kecil bagi para kucing malang. Di tengah tren memelihara kucing ras, Nila memilih jalan sunyi dengan ngopeni 10 kucing jalanan. Adopsi kucing jalanan menjadi alternatif solusi saat ada 1.200 kucing yang dibuang di Soloraya sepanjang 2021, merujuk data Rudimeong.

Sebagian kucing yang ditemukan kondisinya memprihatinkan seperti menderita scabies di sekujur tubuh, luka membusuk, patah tulang hingga kebutaan. Seorang rescuer bernama Eny Aster menemukan seekor kitten dalam kardus yang dibuang di sekitar Pucangan, Kartasura.

Kucing itu mengalami problem pencernaan yang membuat kotorannya berwarna hitam dan berbau sangat menyengat. Namun Eny telaten merawat si kucing hingga kini tumbuh besar.

Baca Juga: Demi Tingkatkan Kinerja Pegawai, Perusahaan Jepang Ini Adopsi Kucing

Ada pula rescuer bernama Mira Tania yang merawat kucing jalanan dengan penyakit kronis, sinusitis. Kucing yang dinamai Abang itu tak bisa makan dan minum sendiri. Hidungnya juga selalu mengeluarkan darah ketika penyakitnya kambuh.

“Abang sudah divonis flu abadi. Meski perawatannya mahal dan repot, saya tidak mau melepas Abang. Sudah saya anggap anak sendiri,” ujar rescuer asal Colomadu, Karanganyar itu.

Koordinator Rudimeong, Yulia Damayanti, mengatakan kesadaran merawat kucing jalanan terus tumbuh, terutama di kalangan ibu-ibu. Emak-emak tersebut, imbuhnya, bergerak secara mandiri untuk menolong kucing di sekitar mereka.

Baca Juga: Sejarah Nasi Kucing, Diperkenalkan Orang Ngerangan di Solo Sejak 1942

“Aktivitas mereka tak banyak diketahui. Mereka bergerak dengan dasar kecintaan sehingga rela mengorbankan tenaga, waktu hingga uang,” ujar Ning, sapaan akrabnya.

Belakangan Rudimeong mengumpulkan para rescuer sehingga upaya menyelamatkan kucing jalanan dapat lebih terorganisasi, tak hanya sporadis. Ning mengatakan ada grup WhatsApp yang kini menjadi jaringan komunikasi bagi perempuan rescuer. Dengan saluran komunikasi, para rescuer bisa saling bekerjasama saat merawat kucing jalanan.

“Biasanya kami jawilan Rp10.000-an jika ada kucing yang butuh biaya pengobatan atau operasi. Kami juga bekerja sama dengan beberapa klinik yang bersedia memberi harga murah untuk perawatan kucing jalanan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya