Kisah Eky Taufik, Pemain Persis Solo yang Sempat Tak Didukung Orang Tua

Solopos.com, SRAGEN —  Eky Taufik Febriyanto adalah idola sepak bola Tanah Air khususnya bagi penggemar Persis Solo. Meskipun jago bermain bola dan memiliki jiwa kepemimpinan yang dihormati para pemain maupun penggemar, pria kelahiran Sragen tersebut rupanya jago bermain bulu tangkis. Ia juga pernah tidak mendapatkan dukungan dari orang tuanya menekuni sepak bola.

Bapak Eky, Suparman, 63 menjelaskan bakat Eky sudah terlihat pada saat masih duduk di bangku SD. Ia jadi bagian tim sepakbola Kecamatan Tanon dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah sampai meraih Juara 1 tingkat Kabupaten Sragen saat masih jadi siswa SDN Ketro.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Suparman sempat tidak mendukung Eky menekuni sepak bola sebab tingginya risiko cedera yang bisa ia alami. Suparman yang aktif olahraga badminton lebih suka Eky menekuni olahraga tepuk bulu itu.

Baca Juga: Duel Lawan RANS Cilegon FC Boleh Dihadiri Penonton, 100 Suporter Persis Solo Berangkat ke Bogor

Upaya mempengaruhi Eky menekuni balu tangkis tidak sia-sia. Eky berhasil mewakili Kabupaten Sragen sebagai atlet bulu tangkis dalam Pekan Olahraga dan Seni saat kelas VIII MTsN Tanon yang kini menjadi MTsN 2 Sragen.

Eky mendapatkan bimbingan dan pelatihan secara intensif saat jam ekstrakurikuler di sekolah. Namun, hasrat bermain bola tidak padam pada diri Eky dengan mengikuti sekolah sepak bola (SSB) setempat tanpa sepengetahuan bapak dan ibunya.

“Saya tahu main bola pada saat latihan, sebenarnya enggak boleh namun semangatnya luar luar biasa. Keluar rumah latihan enggak pamit sama bapak dan ibu. Saya enggak jengkel sih, namun menyarankan enggak usaha balbalan kan berbahaya,” jelas Suparman kepada Solopos.com, Senin (13/12/2021).

Baca Juga: Hore! Laga Persis Solo vs RANS Cilegon FC Boleh Dihadiri Penonton

Bahkan, ibu Eky, Sugiyanti, 56, pernah menyembunyikan sepatu bola Eky supaya tidak latihan. Namun hal itu tidak bisa mencegah Eky untuk bermain bola. Anak keempat tersebut terus bermain bola di luar jam sekolah saat menginjak kelas X MAN 1 Sragen.

Berlatih di Solo

Eky mengikuti SSB di Desa Karangasem, Tanon, dan mendapatkan kesempatan bermain di pertandingan persahabatan bersama salah satu SSB di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo. Pelatih SSB Mojosongo menyadari bakat Eky lalu meminta bergabung ke Mojosongo.

Eky pun meminta izin bapaknya untuk latihan ke Mojosongo. Suparman mengizinkan hanya tiga bulan Eky berlatih di sana karena jarak yang cukup jauh dengan rumah. “Kalau kelihatan berkembang, lanjut tapi kalau ora ya ora balbalan neng kene wae,” ungkapnya kepada Eky waktu itu.

Baca Juga: Sah! Bek PSG Pati Bergabung ke Persis Solo

Belum ada tiga bulan latihan di Kota Solo, SSB tempat Eky belajar mendapatkan undangan mengikuti tes di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Salatiga. Ada sejumlah anak yang dikirim ke Salatiga dari Solo termasuk Eky.

“Tes dua hari saya enggak tahu apa-apa, kancane diterke bapak n mbok e, saya cuek saja wong asline enggak begitu setuju. Sak karepe dhewe bareng sama timnya ke Salatiga. Namun dari sekian peserta hanya anak saya yang diterima. Sejak saat itu pikiran saya berbalik. full mendukung sepak bola,” jelasnya.

Program yang mengarah pada profesional sepak bola membuat proporsi waktu dan energi Eky 70% untuk sepak bola dan sisanya untuk pendidikan, Eky pun pindah sekolah dari MAN 1 Sragen ke MAN 1 Salatiga.

Baca Juga: Gelandang Baru Persis Solo Ternyata Jebolan Timnas Indonesia

Suparman kini aktif mendukung anak-anak menekuni sepak bola. Seperti yang dilakukannya saat memberikan nasihat kepada para peserta kompetisi sepakbola SMP Muhammadiyah 5 Tanon (Militan) Cup 2021 di Desa Gabugan, Kecamatan Tanon, Sragen, Senin (13/12/2021).

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah tersebut mengatakan kepada anak-anak SD/MI supaya bisa seperti Eky untuk menjunjung semangat sportivitas dan menjaga kesehatan dengan tidak merokok, mabuk, minum es. Namun makanan dan minum yang bernutrisi.