SOLOPOS.COM - Paku Buwono X. (Wikimedia)

Solopos.com, SOLO — SISKS Paku Buwono atau PB X dianggap sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang paling sukses membawa kejayaan dan membuat Solo menjadi perhatian dunia.

Putra PB IX tersebut dikenal sebagai sosok yang mempunyai pemikiran maju dan inovatif. Ketua Solo Societeit, Dani Saptoni, menjelaskan hal itu tidak lepas dari sifat PB X yang gemar mengikuti perkembangan informasi di dunia luar alias selalu update informasi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Beliau orang yang punya pandangan visioner. Ini karena kebiasaan beliau setiap hari mendengarkan siaran radio luar negeri dan membaca koran. PB X membaca lima media massa setiap harinya,” tuturnya saat diwawancarai Solopos.com, Senin (12/9/2022).

Tapi, menurut Dani, Raja Solo PB X tidak membaca sendiri koran atau media massa tersebut. PB X menyimak pemberitaan koran yang dibacakan abdi dalemnya. Dari berita-berita itu PB X lalu melakukan analisis secara mendalam.

Salah satu yang bukti kecerdasan PB X yaitu analisisnya pada 1929. Saat itu ia mempersiapkan Kasunanan Surakarta menghadapi peristiwa besar. Oleh orang Jawa itu dinilai sebagai ramalan.

Baca Juga: Paku Buwono X Berjuluk Kaisar Jawa, Kaya Raya Berkat Gula

Tapi sebenarnya, menurut Dani, hal itu bukti visionernya PB X. “PB X menganalisis akan muncul peristiwa besar yang berpengaruh terhadap dunia, yang dimulai dari Asia Pasifik, yaitu munculnya kekuatan Jepang,” urainya.

Seperti diketahui pada 1942, Jepang menjadi kekuatan besar dunia termasuk berhasil menduduki Indonesia yang saat ini masih bernama Hindia Belanda. Karena sudah mempersiapkan diri atas arahan sang Raja PB X, menurut Dani, Keraton Solo tidak mengalami efek parah dari masuknya Jepang ke Indonesia dibanding daerah lainnya.

“Keraton Solo sudah jauh hari menyiapkan diri. Banyak pangeran Kasunanan secara diam-diam menjalin komunikasi dengan orang Jepang. Maka saat Jepang masuk, efek yang terjadi di Kasunanan tak begitu parah,” kata Dani.

Baca Juga: Wah, Wilayah Kekuasaan Keraton Solo Ternyata Pernah sampai Banyumas dan Malang

Pusat Pendidikan

Lebih jauh, Dani menerangkan Solo pada masa-masa akhir kepemimpinan PB X menjadi salah satu pusat pendidikan masyarakat, seperti halnya Batavia. Kala itu banyak tokoh pergerakan nasional yang menuntut ilmu di Solo.

“Seperti Muhammad Yamin, KH Samanhudi, dr Soetomo, Radjiman Widyodiningrat. Soekarno saat itu juga kerap bolak-balik ke Solo untuk melakukan orasi politik dan konsolidasi massa. Dia banyak pidato di Solo,” terangnya.

Karena banyaknya tokoh-tokoh pergerakan dan cendekiawan di Solo, wilayah ini menjadi sorotan banyak orang. “Solo jadi sorotan karena jadi pusat cendekiawan yang memiliki pemikiran bebas secara intelektual,” urainya.

Baca Juga: Sekaten Solo: Tiket Masuk Gratis, Wahana Permainan atau Hiburan Rp15.000/Orang

Sementara itu, warga Solo juga mengenang kejayaan era pemerintahan PB X dari banyaknya bangunan dan monumen megah yang didirikan. Bangunan dan monumen itu seperti gapura yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di perbatasan Kota Solo.

Bangunan itu didirikan dengan kekayaan pribadi dan Keraton Solo yang diperoleh dari bisnis di bidang produksi gula. Pada masa pemerintahan Raja PB XI, Keraton Solo mengelola banyak pabrik gula di Klaten dan Sragen.

Saking kaya rayanya, orang-orang Eropa sampai menjuluki PB X sebagai The Emperor of Java atau Kaisar Jawa. Hal itu diungkapkan penggemar sejarah, Budiarto Eko Kusumo. Meski kaya raya dan bergaya hidup mewah, PB X sejatinya sangat dermawan. Ia gemar bersedekah dengan menyebar uang recehan atau udik-udik kepada rakyat setiap kali bepergian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya