SOLOPOS.COM - Sukamta (IST)

Partai Keadilan Sejahtera menempatkan satu wakilnya asal DIY ke DPR. Sukamta, yang juga Ketua DPW PKS DIY termasuk satu di antara delapan legislator DIY yang akan berjuang di Senayan. Berikut laporan yang ditulis wartawan Harian Jogja, Kurniyanto.

Perjuangan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta melenggang ke Senayan dilalui dengan penuh perjuangan keras. Setahun sebelum Pemilihan Legislatif (Pileg) dimulai, ia bersama kader dan relawan aktif melakukan roadshow ke berbagai wilayah pelosok DIY. Anggota DPRD Provinsi DIY 2009-2014 ini menyebut jika perjuangannya dalam pemilu tahun ini lebih berat ketimbang Pemilu 2009 silam.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Sukamta menuturkan kesuksesan dirinya lolos ke DPR tidak terlepas dari sejumlah strategi yang ia lakukan bersama kader PKS lainnya. Doktor lulusan The University of Salford, Inggris ini mengungkapkan jika hal pertama yang dilakukan adalah konsolidasi untuk memastikan kesolidan kadernya.

“Upaya itu saya lakukan selama dua bulan sebelum kampanye dengan roadshow mengunjungi semua daerah pemilihan di kabupaten mulai dari ujung timur, Girisubo, Gunungkidul hingga paling utara Tempel [Sleman]. Kami perlu memastikan apakah mereka siap bekerja atau tidak karena setelah itu masa kampanye akan tiba,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja, di ruang kerjanya Kantor DPW PKS, Jl Veteran, Sabtu (27/4/2014).

Sebelum melakukan konsolidasi, suami dari Dyah Sulistyorini ini bersama para caleg dan kader juga aktif blusukan mendengar keluh kesah masyarakat. Ia melakukannya selama setahun terakhir secara intensif dengan mengunjungi penjuru wilayah DIY.

“Saya berangkat pagi hingga pagi. Begitu seterusnya. Lucunya, setahun saya berkunjung, ternyata tidak semua wilayah DIY itu tercover karena keterbatasan waktu. Ternyata waktu setahun tidak cukup,” katanya.

Dijelaskan Sukamta, selama melakukan blusukan, dia mencoba menerapkan strategi baru yang berbeda dengan Pemilu 2009. Dia melihat makin hari politik makin melokal. Isu-isu nasional dinilai  tidak menarik minat masyarakat. Karena itu, setiap kali bertemu masyarakat, dia selalu mengkedepankan isu lokal.

“Misalnya masyarakat di suatu dapil atau kecamatan mereka kan selalu punya problem lokal yang harus diselesaikan pemerintah daerah. Nah, problem itulah yang kami coba angkat,” jelasnya.

Perjuangan kader dan relawan PKS, diakuinya memang sangat berat jika dibanding dengan Pemilu 2009 lalu. Maklum, setahun belakangan ini, PKS sedang diterpa cobaan berat lantaran sejumlah petinggi partai diduga terlibat skandal korupsi. Sukamta pun harus berusaha keras meyakinkan konstituen.

Walaupun demikian, Sukamta mengatakan jika isu tersebut tidak terlalu berpengaruh pada minat masyarakat untuk mencoblos PKS. Pasalnya, kata dia, dalam hasil rekapitulasi suara Pileg KPU DIY, jumlah suara yang didapatkan relatif tetap dengan pemilu 2009.

“Untuk DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten jumlahnya juga tetap. Jika pun ada perbedaan itu cuma beda komposisi bukan berbeda di jumlah perolehan suara,” bebernya.

Menurut Sukamta, hasil yang bisa dibilang memuaskan itu disebabkan karena masyarakat DIY sangatlah cerdas, bisa memilah persoalan yang terjadi di PKS di pusat dengan daerah. “Masyarakat tahu kalau yang punya masalah [korupsi] itu kan satu orang di atas [Jakarta]. Sementara hanya dihadapi mereka sehari-hari kan PKS di kabupaten dan provinsi yang notabene tidak seperti yang di pusat,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya