SOLOPOS.COM - Pertapaan Bancolono. (Solopos.com/Latif Ghufon Aula)

Solopos.com, KARANGANYARGunung Lawu memiliki panorama indah dan menjadi salah satu destinasi favorit pendaki. Salah satu objek wisata di lereng gunung tersebut adalah Pertapaan Bancolono yang menyimpan kisah Brawijaya V.

Pertapaan ini merupakan petilasan Raja Majapahit terakhir Brawijaya V atau Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Pertapaan yang berlokasi di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari jembatan Bancolono, pembatas antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pertapaan yang dianggap keramat oleh sebagian orang ini menjadi tempat tirakat. Konon banyak permohonan yang dikabulkan setelah melakukan tirakat di tempat ini.

Baca Juga: Waspada! Gerakan Tanah Intai Lereng Merapi hingga Kaki Lawu

Ekspedisi Mudik 2024

Juru kunci Pertapaan Bancolono, Sarju, 90, membeberkan kisah Brawijaya V singgah di tempat di lereng Gunung Lawu itu. Brawijaya V dan para pengawalnya lari ke Gunung Lawu setelah hancurnya kerajaan Majapahit. Konon, sebelum melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu, sang raja bersama para pengawalnya mandi di sebuah sendang.

“Para kerabat raja yang putri bersuci di Sendang Wedok [sendang putri] di sebelah timur. Dan yang putra bersuci di Sendang Lanang [putra]. Mereka juga diwajibkan minum air suci yang mengalir,” ujar Mbah Sarju seperti dilansir laman Pemerintah Kabupaten Magetan.

Setelah bersuci rombongan kerajaan Majapahit itu melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu. Sesampainya di puncak, mereka mendirikan kerajaan sehingga dipercaya menjadi tempat moksa sang raja. Sementara tempat mandi Brawijaya V kemudian dinamakan Pertapaan Bancolono.

Destinasi Meditasi Pejabat Kabulkan Hajat

Sang juru kunci Banconolono mengaku kerap melihat pengunjung yang berdoa, bersemedi untuk meminta jodoh, keselamatan, pangkat, hingga kelancaran rezeki. Tak hanya masyarakat biasa, Presiden dan pejabat-pejabat Tanah Air juga pernah datang bermeditasi seperti Soekarno, Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Bibit Waluyo, dan sejumlah wali kota dan bupati.

Sarju juga menjumpai banyak pejabat-pejabat dari luar Tanah Jawa yang menyambangi tempat yang menyimpan kisah Brawijaya V itu. Selain itu politikus-politikus yang akan maju menjadi calon pemimpin daerah juga pernah datang ke Pertapaan Bancolono.

Baca Juga: Makna Pepali yang Jadi Pantangan Warga Banyumasan

Menurut Sarju, malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon menjadi hari favorit para pengunjung untuk melakukan ritual. Pengunjung juga rutin bertapa pada Bulan Sura dan Dukutan setiap tujuh bulan sekali dengan membawa berbagai sajian.

Penyebab Kehancuran Majapahit

Seperti diketahui, Pertapaan Bancolono mejadi petilasan Brawijaya V setelah hancurnya Kerajaan Majapahit. Raja terakhir itu memutuskan untuk berlari ke Gunung Lawu hingga dipercaya moksa di puncaknya dan gunung tersebut dipercaya menjadi gunung keramat.

Berdasarkan tugas penelitian yang dilakukan mahasiswa Universitas Gajah Mada, Timbul Haryono, yang dimuat di jurnal.ugm.ac.id, menyebut Kerajaan Majapahit runtuh karena keegoisan keluarga-keluarga raja. Mereka lebih mementingkan kepentingan sendiri hingga terjadi perebutan kekuasaan. Rasa kekeluargaan dan persatuan pun mulai terkikis pada akhir Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Sosok Prabu Siliwangi, Raja yang Bawa Sunda Galuh ke Masa Kejayaan

Selain perseturuan antarkeluarga Kerajaan, Majapahit juga runtuh setelah ditaklukkan Raja kedua Demak, Pati Unus atau Reden Abdul Qadir 1486 Masehi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya