SOLOPOS.COM - Leila S. Chudori di Griya Solopos, Minggu (28/1/2018). (Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)

Leila S. Chudori mengunjungi Griya Solopos untuk bicara tentang novel terbarunya Laut Bercerita.

Solopos.com, SOLO — Bagi para pemerhati karya sastra, siapa yang tak pernah mendengar nama Lelila Salikha Chudori. Penulis yang dikenal dengan kumpulan cerpen, novel, hingga karya filmnya itu belum lama ini mendatangi Kota Solo untuk tur buku terbarunya Laut Bercerita.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Dalam kesempatan itu, Leila menyempatkan waktu berkunjung ke Griya Solopos, Minggu (28/1/2018). Penulis kelahiran Jakarta 12 Desember 1962 ini memang baru saja meluncurkan Laut Bercerita pada Desember 2017 lalu setebal 389 halaman.

Ekspedisi Mudik 2024

Novel ini tentang sebuah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makan anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

“Riset untuk Laut Bercerita dimulai 2013 pascapenerbitan novel pertama Pulang. Setelah itu proses penulisan mulai 2016 hingga 2017,” ucap Leila kepada Solopos.com, Minggu sore.

Setelah Laut Bercerita, Leila sudah punya proyek menulis selanjutnya. Namun dia menegaskan karya-karyanya dibuat sesuai kondisi yang dialaminya. Untuk novel pertamanya yang berjudul Pulang, Leila dari awal merencanakan novel tersebut akan dibuat menjadi trilogi. Namun sejak terbit pada 2013, Pulang belum memiliki sekuel atau prekuel.

Leila kini merencanakan prekuel untuk Pulang, namun ada juga rencana menyusun kumpulan cerpen terbaru. “Prekuel untuk pulang sudah selesai risetnya, tapi ada juga rencana penerbitan kumpulan cerpen lagi. Cerpen pun sudah ada, ya semuanya mengalir aja, bisa prekuel dulu bisa [kumpulan] cerpen dulu,” jelas perempuan kelahiran Jakarta tersebut.

Novel Pulang dan Laut Bercerita memiliki kemiripan tema yaitu mengambil latar waktu di mana Indonesia sedang berada di situasi penuh konflik, yaitu 1998 dan 1965. Hal itu membuat Leila kerap dijuluki sebagai spesialis fiksi sejarah.

Saat berbincang dengan Solopos FM, Leila sendiri tidak menganggap dirinya sebagai spesialis fiksi sejarah. Dia menegaskan akan ada karya yang jauh dari novel-novelnya yang sudah terbit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya