SOLOPOS.COM - Pemanah asal Jatinom, Klaten, Alviyanto Bagas Prastyadi, saat beraksi.(Instagram/alviyantobagas_)

Solopos.com, KLATEN – Anak seorang pak bon alias penjaga sekolah di Jatinom, Klaten, Alviyanto Bagas Prastyadi menjadi salah satu wakil Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Pemuda berusia 19 tahun itu merupakan salah satu atlet panahan asal Klaten yang tengah berjuang meraih prestasi di ajang tersebut.

Pria yang akrab disapa Bagas ini akan tampil di beberapa nomor, di antaranya beregu recurve putra cabor panahan di Jepang, Senin (26/7/2021). Di nomor tersebut, Bagas bakal tampil bersama dua rekannya, Riau Ega Agatha dan Arif Dwi Pangestu. Selanjutnya, Bagas juga dijadwalkan tampil di nomor individu di Olimpiade Tokyo Jepang 2020, Selasa (27/7/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bagas merupakan anak seorang penjaga sekolah yang tinggal di RT 004/RW 002, Bonyokan, Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Klaten. Dia adalah putra dari pasangan Suyamto, 45,  dan Kusmiyati, 39. Sehari-harinya, Suyamto bekerja sebagai penjaga malam di SDN 2 Bonyokan.

Baca juga: Keren Pol! Pemuda Jatinom Anak Penjaga Sekolah Ini Wakili Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Darah atlet panahan pada Bagas diturunkan oleh ibunya, Kusmiyati. Kusmiyati merupakan mantan atlet panahan andalan Jateng. Dia pernah memperkuat tim panahan Jateng di ajang PON Kalimantan (2008) dan PON Riau (2012). Prestasi tertinggi ibunya di PON, yakni meraih medali perunggu. Bakat memahan Bagas turun dari ibunya.

Ayah Bagas, Suyamo, mengatakan anaknya belajar memanah sejak kelas IV SD dibimbing oleh istrinya, Kusmiyati. “Anak saya itu mulai belajar memanah sejak kelas IV SDN2 Bonyokan. Dia dibimbing ibunya,” kata Suyamto, saat ditemui wartawan di SDN 2 Bonyokan, Jatinom, Sabtu (24/7/2021).

Hal senada dijelaskan Kusmiyati selaku ibu dari Bagas. Selain dirinya, Bagas juga dilatih oleh beberapa pelatih panahan yang mengasah kemampuannya menjadi pemanah profesional. Di antaranya Esti Setyaningsih, Dedi Margi Pamungkas, dan Heri.

“Bagas itu kali pertama belajar memanah dari panah lungsuran saya. Lalu, mulai ikut lomba pertama kali saat duduk di bangku kelas IV SD. Waktu itu, dia langsung meraih juara [Popda Provinsi Jateng]. Setelah itu, selalu dapat nomor saat ikut lomba. Sebelum ikut Olimpiade Tokyo 2020, Bagas meraih medali perak beregu putra di World Cup Paris,” kata Kusmiyati.

Baca juga: Gawat! Lonjakan Kasus Positif Corona di Klaten Melampaui Kudus

Pelatih Bagas, Esti Setyaningsih, mengatakan bakat yang dimiliki anak didiknya terasa karena sudah latihan sejak kecil.

“Bagas itu mengasah bakatnya dari nol. Dia tak memiliki bakat terpendam. Bakat yang dia miliki sekarang ini adalah bakat terlatih. Tim panahan Indonesia ini disebut-sebut tim underdog. Tapi, pencapaian di World Cup Paris kemarin dapat memacu Bagas dkk untuk meraih prestasi di Olimpiade,” katanya.

Belakangan Suyamto dan Kusmiyati jarang bertemu Bagas yang sibuk mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan.

“Saya jarang bertemu langsung karena Bagas sering mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan. Sebagai bapaknya, saya turut berdoa setiap hari. Semoga sukses dan lancar. Pulang bawa prestasi yang baik,” sambung Suyamto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya