SOLOPOS.COM - Ilustrasi Arya Penangsang berperang. (Youtube./Markepmross)

Solopos.com, DEMAK — Raja Demak atau Sultan Demak V, Arya Penangsang, yang berkuasa pada pertengahan abad ke-16 menyimpan kisah kelam pada masa lalu. Arya kerap disebut di Babad Tanah Jawa dan Serat.

Serat Gandha menyebut Arya Penangsang merupakan putra dari Surowiyoto atau Raden Kinkin dan kerap disebut Pangeran Sekar. Arya memiliki saudara lak-laki bernama Arya Mataram.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Pangeran Sekar adalah putra kedua dari Raden Patah, Raja Demak pertama. Sementara Raden Kinkin memiliki saudara bernama Pati Unus dan Raden Trenggono.

Kematian Pati Unus pada peperangan di Selat Malaka membuat Raden Kinkin dan Raden Trenggono merebutkan tahta kerjaan yang ditinggalkan sang kakak. Kisah Arya Penangsang ini berlanjut saat ayahnya dibunuh sebagaimana dijelaskan di Video Youtube Markempros berjudul Arya Penangsang Sang Raja Demak Jipang.., yang ditilik Solopos.com, Kamis (30/12/2021).

Baca Juga: Sosok Jayabaya, Keturunan Arjuna Sang Penguasa Kediri

Raden Trenggono memilki putra bernama Raden Bukmin atau Sunan Prawoto. Sunan Prawoto membunuh pamannya Raden Kinkin menggunakan keris saat pulang dari salat Jumat di tepi sungai.

Ayah dari Arya Penangsang kemudian dikenal sebagai pengeran sekar sedo ing lepen yang berarti bunga yang gugur di tepi sungai. Dengan begitu, Trenggono menggantikan kakaknya menjadi raja bergelar Sultan.

Asal Nama Penangsang

Nama Arya Penangsang diperoleh setelah dirinya yang masih bayi dihanyutkan ke sungai setelah ayahnya terbunuh. Ia pun selamat setelah temangsang atau menyangkut di pohon. Arya Penangsang yang masih bayi kemudian ditemukan Sunan Kudus.

Arya Penangsang yang ditemukan Sunan Kudus kemudian belajar dengan sang Wali yang menaruh simpati karena memiliki kisah sedih. Kematian ayahnya di tangan sepupunya tak dapat dimaafkan Arya. Ia bertekad membalas dendam atas kematian ayahnya tersebut.

Perang melawan Kerajaan Pajang

Dikutip dari Okezone, Arya yang tumbuh dewasa kemudian menjadi Adipati Jipang. Ia dan Raja Pajang Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir berebut kekuasaan bekas kerajaan Demak dipindahkan pusat kekuasaan dari Demak ke Pajang.

Baca Juga: Gunung Srandil, Destinasi Wisata Religi Cilacap yang Dipenuhi Petilasan

Peperangan antara Kerajaan Pajang dan Jipang pun tak dapat dihindarkan dan berlangsung di tepi Sungai Bengawan Solo. Arya Penangsang dengan menunggangi kudanya Gagak Rimang langsung menyebrangi sugai dan berperang melawan Sutowijaya, Senopati Pajang, yang membawa tombak pusaka kerajaan Demak, Tombak Kyai Pleret.

Sutowijaya berhasil menghunus tubuh Arya Penangsang hingga robek. Namun, karena kesaktian yang dimiliki Arya membuatnya tetap bertahan meski usunya keluar. Ususnya yang terburai dililitkannya pada gagang keris yang terselip di pinggang.

Arya Penangsang dengan kisah heroiknya berhasil memojokkan Sutawijaya dan berniat membunuh Senopati Pajang tersebut. Saat akan mengeluarkan keris andalannya yang dikenal dengan nama Setan Kober, usunya yang dililitkan pada gagang keris malah terpotong hingga membuatnya meninggal.

Baca Juga: Kisah Tragis Roro Oyi, Disukai Lalu Dibunuh Pangeran Tejoningrat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya