SOLOPOS.COM - Yuli Pratama Adi, anggota Tim Kubur Cepat Kamboja Klaten. (Ponco Suseno/Solopos)

Solopos.com, KLATEN--Munculnya pandemi Covid-19 diartikan sebagai satu kesempatan emas bagi seorang sukarelawan asal Klaten ini untuk berbuat kebaikan.

Rasa kemanusiaan yang tinggi telah mengantarkan dirinya menjadi seorang yang dapat bermanfaat bagi insan lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berangkat dari pemikiran tersebut, lelaki kelahiran 1984 ini memutuskan menjadi seorang sukarelawan. Yuli Pratama Adi yang dianggap sudah hidup mapan ini masuk menjadi bagian Tim Kubur Cepat Kamboja Klaten sejak, Juni 2020.

Baca Juga: Gelar Hajatan di Tengah Lonjakan Pandemi di Klaten, Tamu Harus Rela Dites Usap

Sebelum terjun ke Tim Kubur Cepat Kamboja Klaten, pria yang akrab disapa Adi alias Kemplu ini sudah hidup di zona nyaman sebagai seorang kolektor vespa di Srago, Gumulan, Klaten Tengah. Adi juga sudah berkeluarga dengan satu istri dan satu anak.

Semangat untuk melayani sesama manusia telah membawa Adi sukses mewujudkan cita-citanya menjadi seorang sukarelawan. Adi rela menyabung nyawa setiap hari untuk membantu pemakaman jenazah secara protokol Covid-19. Hingga sekarang, dalam dua hari sekali, Adi menjalankan tugas kemanusiaan sebagai seorang sukarelawan.

"Kali pertama saya terjun ke tim ini, tentu sudah minta izin ke istri, anak, dan orang tua. Dalam meyakinkan mereka, saya hanya bilang siapa yang menabur pasti akan menuai. Semua pun mendukung," kata Adi, saat ditemui Solopos.com di Markas Search and Rescue (SAR) Klaten, Sabtu (26/6/2021) sore.

Baca Juga: Kali Pertama Terjadi, Pemakaman Jenazah dengan Prokes di Klaten 39 Orang dalam Sehari

Tugas Fleksibel

Saat ditemui Solopos.com di Markas SAR Klaten itu, Adi masih sibuk mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dengan sepatu boot dan full face. Kali ini, Adi bakal bergegas ke Klaten bagian utara dalam menjalankan tugas memakamkan jenazah dengan protokol Covid-19.

"Menjadi bagian tim ini fleksibel. Kadang jadi eksekutor, kadang jadi driver, dan lainnya. Kali ini, saya berperan sebagai seorang driver mobil ambulans. Setelah tugas ini, saya akan libur sehari terlebih dahulu. SOP [standard operating procedure] di sini memang seperti itu," katanya.

Sebagai bagian dari Tim Kubur Cepat Kamboja Klaten yang sudah berjalan satu tahun terakhir, Adi sudah memiliki segudang pengalaman. Dari pengalaman yang dialami, berbagai tantangan sebagai seorang sukarelawan sempat dihadapi Adi.

Baca Juga: Sragen Sudah Jadi Zona Kuning dari Merah, Bupati Yuni Malah Tak Hepi

Hal itu mulai dari dijauhi teman karena pekerjaan seorang sukarelawan dianggap sering dekat dengan kasus positif Covid-19 hingga dinyiyirin orang demi sebuah bayaran.

"Dalam menjalankan tugas, yang penting saya menaati SOP dan protokol kesehatan. Dengan cara itu, sampai sekarang saya tak pernah terpapar virus corona. Kuncinya banyak berdoa dan berpikiran positif. Kalau pun nantinya terpapar, itu pun tak harus mati. Kalau mati, itu pun sebuah kehormatan bagi saya. Itu yang saya yakini. Biar saya dan Tuhan yang tahu," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya