SOLOPOS.COM - Mantan anak punk terlibat kegiatan produksi desain grafis dan videography di Rumah Kreatifmu Sragen, Rabu (18/12/2019). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN - Rumah Kreatifmu yang beralamat di Jl. Taman Sari RT 36A, Ngablak, Kroyo, Karangmalang, Sragen, menjadi wadah bagi para mantan anak punk untuk berkreasi. Tak cuma unjuk kreativitas, mereka juga belajar agama bersama.

Di Rumah Kreatifmu, para pemuda bertato itu melayani jasa pembuatan desain, printing, branding, editing video atau videography untuk masyarakat umum. Di bawah binaan Lazismu Sragen, para mantan anak punk itu meninggalkan dunia kelam menuju dunia yang terang dan bermanfaat untuk sesama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melalui Rumah Kreatifmu, para mantan anak punk yang sudah berhijrah itu berdakwah di era digital dengan memaksimalkan penggunaan teknologi dan media sosial. Salah satunya adalah Anggar Triyono, 35.

“Rumah Kreatifmu ini baru berdiri tiga bulan lalu. Rumah Kreatifmu ini berdiri sebagai wadah atau ruang kreativitas bagi para mantan anak punk seperti kami. Banyak dari mereka yang sudah menyatakan berhijrah namun belum bisa meninggalkan pekerjaan di dunia gelap [terlarang] atau belum punya pekerjaan sama sekali,” ujar Anggar Triyono, pendiri Rumah Kreatifmu saat ditemui Solopos.com, Rabu (18/12/2019).

Anggar merupakan warga Gondangpanjen, Desa Jono, Tanon, Sragen. Karena salah pergaulan, Anggar tidak tamat SMA. Alih-alih rajin belajar supaya lulus SMA pada 2003, Anggar malah memilih hidup bersama teman-teman sesama anak punk untuk menikmati arti dari kebebasan.

Layaknya anak punk pada umumnya, Anggar sudah berkelana ke berbagai kota di Tanah Air bermodal dengkul. Dia sudah terbiasa tidur hanya beralas koran dari emperan satu toko ke emperan toko lainnya. Ada kalanya ia mengamen untuk sekadar mencari makan.

Ada kalanya ia mengais sisa-sisa makanan dari tempat sampah lalu memakannya dengan lahap. Nongkrong sambil menenggak miras hingga kecanduan obat-obat terlarang menjadi catatan negatif dari masa lalunya.

“Kalau tidak punya rokok ya cari puntung rokok yang terbuang di pinggir jalan atau bak sampah. Beruntung kalau menemukan puntung rokok yang tinggal separuh. Rasanya nikmat saja,” kenang Anggar.

Saat masih menjadi anak punk, Anggar juga pernah mengenyam kesuksesan. Pada 2012, Anggar merintis usaha produksi pakaian distro dengan pangsa pasar kalangan anak muda. Usaha itu berkembang pesat hingga pada akhirnya Anggar bisa memiliki tiga cabang masing-masing di Sragen, Bojonegoro dan Jepara.

Pada saat itu, Anggar bisa meraih omzet ratusan juta/bulan dari bisnis pakaian distro. Sayang, kesibukannya dalam berbisnis dan menjalani kebebasan sebagai anak punk justru makin menjauhkan dia dari Tuhannya.

Hingga pada 2016, Anggar memutuskan berhijrah. Dia meninggalkan dunia punk dengan segala sisi gelapnya. Perlahan dia menanggalkan satu persatu penanda identitas dari anak punk seperti potongan rambut mohawk, perhiasan pada hidung, lidah, pelipis mata, dan telinga yang membuat penampilannya terkesan garang.

Setelah sukses membentuk Komunitas Sindrom yang beranggotakan ratusan mantan anak punk yang sudah bertaubat, Anggar menginisiasi terbentuknya Rumah Kreatifmu. “Di Rumah Kreatifmu, kita belajar bareng tentang desain grafis ataupun videography. Saya ingin menggali bakat dari teman-teman mantan anak punk ini," tuturnya.

"Di sini, kita juga belajar agama Islam bareng-bareng. Kebetulan di sini ada kajian keislaman rutin setiap Rabu dan Jumat malam. Pesertanya ya teman-teman mantan anak punk ini,” terang Anggar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya