SOLOPOS.COM - Masjid Tiban Wonokerso Wonogiri. (Istimewa/Pemerintah Provinsi Jawa Tengah)

Solopos.com, WONOGIRI — Di Wonogiri terdapat tidak hanya satu melainkan dua masjid tiban. Keduanya sama-sama dipercaya menyimpan jejak Wali Songo.

Uniknya, dua masjid tiban itu berlokasi saling berjauhan. Masjid tiban itu yakni Masjid Tiban Wonokerso di Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, dan Masjid Tiban Bakalan di Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagai informasi, Kecamatan Baturetno berjarak kurang lebih 42 kilometer (km) ke arah selatan dari pusat kota Wonogiri. Sedangkan Kecamatan Purwantoro berjarak kurang lebih 46 km ke arah timur dari pusat kota Wonogiri.

Dari sejarahnya, berdasarkan cerita turun temurun, kedua masjid tiban itu sudah berusia ratusan tahun. Usia tua itu bisa dilihat secara fisik bangunan yang jauh berbeda dengan masjid-masjid era modern.

Tidak diketahui secara jelas sejak kapan dua masjid tiban di Wonogiri itu ada. Namun, yang jelas, dari cerita-cerita yang berkembang, keduanya sama-sama menyimpan jejak peninggalan Wali Songo.

Kesamaan lainnya yakni misteri terkait kemunculannya yang mendadak atau tiba-tiba, tanpa diketahui siapa yang mengadakan atau membangunnya. Hal mana membuat masjid itu dinamai masjid tiban.

Masjid Tiban Wonokerso di Baturetno

Masjid ini terletak di tengah-tengah perkampungan Desa Sendangrejo, Baturetno. Kekunoan masjid ini terlihat jelas dari fisik bangunan yang terbuat dari kayu jati beratap tajuk.

Seluruh komponen bangunan Masjid Tiban Wonokerso terbuat dari kayu jati. Mulai dari lantai, dinding, empat sakaguru sebagai penopang, dan langit-langit atapnya. Bahkan mimbar yang berdesain kuno di masjid itu juga terbuat dari kayu jati.

Bangunan inti masjid tiban di Baturetno, Wonogiri, ini tak terlalu luas, sekitar 6 meter x 7 meter. Namun serambi masjid itu cukup luas, mencapai dua kali luas bangunan inti.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Solopos.com dari juru rawat Masjid Tiban Wonokerso, Warto, pada 2022 lalu, Masjid Tiban Wonokerso dibangun oleh Wali Songo yang kala itu tengah mencari kayu jati untuk membangun Masjid Demak.

Mereka mencari kayu jati ke arah selatan hingga ke hutan wilayah Desa Sendangrejo. Para wali menemukan dan kemudian memotong beberapa kayu jati di wilayah tersebut. Namun ternyata kayu jati yang ditemukan belum dianggap cocok untuk membangun Masjid Demak.

Kayu jati yang sudah dipotong itu lalu dipilah dan dipakai membuat bangunan sebagai sarana mujahadah, berunding mencari petunjuk di mana kayu jati yang bisa dipakai membangun Masjid Demak.

Mereka mendapat petunjuk kayu jati yang mereka cari ada berada di arah timur, yakni hutan Donoloyo di wilayah yang sekarang menjadi Slogohimo.

Masjid Tiban Wonokerso Wonogiri
Mimbar Masjid Tiban Wonokerso Wonogiri. (Pemprov Jateng)

Maka pergi lah mereka ke hutan Donoloyo dan bangunan masjid di Sendangrejo yang kemudian menjadi masjid tiban Wonokerso, Wonogiri, ditinggalkan tak terurus.

Jika merujuk tahun pembangunan Masjid Demak yaitu 1479 Masehi, maka peristiwa para Wali Songo mencari kayu jati sampai ke Sendangrejo ini kemungkinan terjadi pada era 1400-an.

Ratusan tahun kemudian, pada masa penjajahan Belanda sekitar 1740-an, Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa dikisahkan pernah bersembunyi di bangunan yang ditinggalkan Wali Songo di Sendangrejo itu.

Kala itu, Pangeran Sambernyawa yang kemudian menjadi penguasa pertama Kadipaten Mangkunegaran bergelar KGPAA Mangkunagoro I, tengah dikejar tentara Belanda. Konon saat itu Raden Mas Said tidak sadar bahwa ia bersembunyi di kolong masjid yang kemudian menjadi masjid tiban di Wonogiri.

Ia baru tahu setelah pasukan Belanda pergi. RM Said pun kemudian merawat masjid itu dan ketika pergi meninggalkan Sendangrejo, ia mempercayakan perawatan masjid itu kepada tiga orang yaitu Tuhuono, Hambali, dan Ki Ageng Wonokerso.

Hingga kini pun perawatan Masjid Tiban Wonokerso diteruskan oleh para keturunan tiga tokoh tersebut. Terakhir masjid tiban itu direnovasi total pada 2002, kayu-kayu dicuci dan dibersihkan, yang rusak diganti. Masyarakat sekitar yang beragama Islam pun masih menggunakan masjid itu untuk berbagai kegiatan ibadah.

Masjid Tiban Bakalan Purwantoro

Sama seperti Masjid Tiban Wonokerso di Baturetno, Masjid Tiban Bakalan di Purwantoro, Wonogiri, juga tidak diketahui secara pasti tahun pembangunannya. Konon ceritanya Masjid Tiban Bakalan mendadak muncul di pagi hari.

Masjid Tiban Wonogiri (1)
Tampak depan bangunan Masjid Tiban di Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri. (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Menurut keterangan yang diperoleh Solopos.com dari warga yang juga penerus juru kunci Masjid Tiban Bakalan, Satiyem, pada 2022 lalu, masjid itu disebut masjid tiban karena pada sore harinya tidak ada dan tahu-tahu keesokan paginya sudah ada.

Menurut Satiyem yang tinggal di sebelah masjid, pemilik awal masjid tiban bernama Imam Baweh, yang diduga merupakan makhluk gaib penunggu masjid. Secara fisik, bangunan Masjid Tiban Bakalan terdiri atas dua ruangan ibadah

Ruangan pertama berbentuk persegi merupakan ruangan inti sedangkan ruangan kedua merupakan serambi yang berbentuk persegi panjang di sisi timur ruang inti. Ada empat tiang sebagai penopang masjid tiban di Purwantoro, Wonogiri, itu yang sebagian berbahan kayu jati kuno.

Selain itu ada mimbar dengan bentuk yang jarang ditemui di masjid-masjid sekarang. Mimbar itu dipercaya merupakan peninggalan Wali Songo. Sulit untuk mengetahui sejak kapan masjid itu ada karena tidak ada keterangan angka tahun pada bagian mana pun di masjid itu.



Namun yang jelas bangunan masjid itu sampai saat ini masih dimanfaatkan umat muslim sekitar untuk beribadah. Terakhir, masjid tiban itu direnovasi pada 2019. Renovasi meliputi pembangunan serambi, atap yang semula dari alang-alang diganti genting, dan pengecatan tembok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya