SOLOPOS.COM - (www.layoutsparks.com)

Kirab Budaya Kebangsaan akan digelar untuk menyerukan toleransi umat beragama

Harianjogja.com, BANTUL-Maraknya isu intoleransi yang terjadi di DIY terutama di kawasan Bantul disinyalir sebagai bentuk ketidaktegasan pemerintah dalam menyikapi munculnya potensi kasus tersebut. Pemerintah, baik Pemprov maupun Pemkab dinilai masih tebang pilih dalam memperlakukan kasus tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu disampaikan oleh Koordinator Forum Persaudaraan Rakyat Cinta Indonesia Lestanto Budiman. Ditemui usai menggelar jumpa pers acara Kirab Budaya Kebangsaan di Pyramid Cafe, Jumat (18/11/2016) pagi, ia mengakui pemerintah kurang tegas dalam menerapkan aturan yang berlaku.

Padahal, jika hal itu dilakukan, besar kemungkinan toleransi di tingkat masyarakat pun akan terbangun dengan sendirinya.

Ia mencontohkan kasus yang belakangan terjadi di Bantul misalnya. Konflik yang melibatkan antar umat beragama itu tak akan terjadi jika Pemkab Bantul segera menegakkan regulasi yang berlaku. “Kalau yang dimasalahkan adalah perkara izin, seharusnya pemkab kan bisa menegakkan aturan sesuai regulasi yang berlaku,” katanya.

Dengan ketegasan Pemkab itu pula, ia pun yakin kasus serupa tidak merembet ke daerah lain. Tentu saja, hal itu juga harus ditunjang dengan sikap masyarakat yang cerdas dan tak mudah terprovokasi. “Masyarakat juga tidak usah terprovokasi,” imbuhnya.

Anggota Forum Persaudaraan Rakyat Cinta Indonesia lainnya Chang Wendryanto yang juga hadir dalam jumpa pers itu menambahkan bahwa di DIY, Pemkab Gunungkidul bisa jadi contoh positif dalam membangun kerukunan umat beragama.

Dikatakannya, melalui Keputusan Bupati Gunungkidul, Pemkab telah berkomitmen dalam memfasilitasi perizinan pembangunan tempat ibadah tanpa terkecuali. “Saya percaya, dengan keberanian Pemkab seperti inilah, toleransi di masyarakat bisa terbangun.

Ia mengaku, dengan pluralitasnya, DIY seharusnya bisa jadi barometer bagi penegakan toleransi di masyarakat. Oleh karena itulah pihaknya berinisiatif menggelar acara simbolik untuk kembali mengingatkan pentingnya toleransi antar masyarakat di DIY. “Kami menggelar acara bertajuk Kirab Budaya Kebangsaan, Senin [21/11/2016] malam nanti,” katanya.

Kirab itu, tambah Chang, rencananya akan diikuti oleh 1.500 orang dari berbagai elemen. Mereka akan menggelar aksi diam dari wilayah Kotabaru menuju ke Tugu Jogja. Dalam kirab itu, masing-masing dari mereka akan membawa obor dan lilin sebagai penerang jalan.

“Kirab selanjutnya ditutup dengan pernyataan sikap untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi persoalan yang terjadi di Indonesia. Pernyataan sikap itu kami tuangkan secara tertulis dan kami serahkan kepada Gubernur DIY,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya