SOLOPOS.COM - Prosesi Andum Ketupat WGM (Ayu Abriyani/JIBI/SOLOPOS)

Prosesi Andum Ketupat WGM (Ayu Abriyani/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) yang biasanya sepi saat hari biasa, kala itu ramai puluhan orang, Selasa (4/9/2012) pagi. Mereka berkumpul di samping kantor UPT Pengelola Objek Wisata WGM untuk melihat pertunjukan Reog dari Wonogiri. Reog tersebut merupakan salah satu kesenian yang ikut dikirab dalam acara Andum Ketupat yang digelar kali kedua ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat jarum jam menunjukkan sekitar pukul 10.00 WIB, ada tiga ekor gajah yang bersiap untuk memimpin jalannya kirab ketupat. Tiga ekor gajah yang biasanya melayani pengunjung itu bernama Kiai Sitanggang, Nyai Handayani dan anak mereka, Denok. Pada urutan kedua yakni Suba Manggala yang merupakan perwakilan pengelola WGM.

Kemudian disusul delapan gunungan ketupat yang berjumlah 1.600 buah ketupat dan melambangkan Hasta Brata. Kemudian disusul barisan kelompok kesenian dari Reog Wonogiri dan kelompok karawitan yang beranggotakan mahasiswa asing. Juga kelompok ketoprak anak gabungan Sanggar Kaloka dari Sukoharjo dan Sanggar Darma Giri Budaya.

Setelah kirab gunungan ketupat tiba di depan panggung, kemudian diadakan pasrah dari Kepala UPT Pengelola Objek Wisata WGM, Agus Triharimulyanto, kepada Kades Sendang, Budi Hardono.

“Ini sebagai wujud syukur atas berkah dari rezeki yang kami terima saat Lebaran. Juga sebagai permohonan maaf jika ada kesalahan selama ini,” kata Agus dalam bahasa Jawa.

Seusai pasrah, dilanjutkan hiburan mulai dari kelompok karawitan mahasiswa asing yang dipimpin seniman Wonogiri, Widodo Wilis. Juga kesenian Reog dari lokal Wonogiri dan ketoprak anak yang merupakan gabungan dari Sanggar Kaloka yang berasal dari Sukoharjo dan Sanggar Darma Giri Budaya Wonogiri.

Pembina Sanggar Kaloka, Sentot Sujarwoko, mengatakan anak-anak yang tampil dalam ketoprak anak tersebut baru berlatih selama satu bulan.

“Ada segi positifnya, dulu anak-anak tidak bisa berbahasa Jawa dengan orang yang lebih tua. Sekarang anak-anak bisa berhasa Jawa dengan baik,” katanya saat ditemui solopos.com, di sela-sela pertunjukan.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Pranoto, menyatakan acara kali ini merupakan Kupatan Istri Nelayan.

“Tahun lalu adalah Kupatan Nelayan. Saat ini merupakan Kupatan Istri Nelayan yang berarti syukuran dari pedagang yang mayoritas istri dari nelayan waduk,” katanya di sela-sela acara.

Selain itu, tambah Pranoto, acara bertujuan menambah kegiatan di luar pekan Lebaran dan akhir pekan yang mampu menarik pengunjung. Ia berharap kegiatan itu dapat digelar rutin setiap tahun dan dikemas dengan konsep yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya