SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) <I>klithikan<I> di Jl Veteran berasal dari pedagang klithikan Pasar Notoharjo. Mereka menjual kios tersebut ke pedagang lain dan kembali membuka usaha menjadi PKL.

Ketua Paguyuban PKL Gotong Royong Jl Veteran, Sriyanto, saat ditemui <I>Espos<I> mengatakan jumlah pedagang tersebut yang ikut membuka usaha di Jl veteran ada puluhan. “Ada dan banyak yang menjual kios dan kembali menjadi pedagang PKL atau pedagang bronjongan di sini,” ungkapnya, Rabu (23/11).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia memastikan pedagang tersebut tidak bergabung menjadi anggota paguyubannya. “Kami sepakat tidak akan menambah anggota. Kami sudah punya 130-an anggota. Di luar anggota masih ada 50-an pedagang dan sebagian dari mereka pedagang dari Pasar Notoharjo,” katanya.

Menurut Sriyanto, pedagang yang menjual kios tersebut mengaku sepi dan sulit mendapat pelanggan. Selain itu karena kalah bersaing dengan pedagang yang lebih besar modalnya. “Harga satu los antara Rp 3 juta sampai Rp 8 juta tergantung lokasi. Uangnya sebagian besar untuk menambah modal usaha,” lanjutnya.

Pasalnya, pedagang yang memiliki usaha kecil, mengaku sulit untuk bersaing dengan pedagang yang lebih besar saat berada di satu lingkungan. “Lebih baik penataan. Penataan itu juga harus melibatkan pedagang,” katanya.

Sriyanto menambahkan, sistem pasarisasi yang dilakukan Pemkot tidak terlalu efektif. Menurutnya, pihak Pemkot seharusnya memberikan pengawasan agar tidak ada transaksi tersebut.

“Semestinya kios itu dikosongkan dan dikembalikan ke Pemkot agar bisa dipakai pedagang relokasi yang lain,” katanya.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Notoharjo, Joko Sugiharto mengaku tidak tahu mengenai penjualan kios tersebut. “Saya kurang tahu, karena saat kios kosong,

Sebelumnya, Kepala DPP Kota Solo, Subagiyo, mengaku ada pedagang pasar hasil relokasi yang kembali lagi menjadi PKL. “Ada, jumlahnya belum tahu. Mereka tidak kembali ke tempat semula, namun mencari dan membuka usaha di lokasi lain,” katanya.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Notoharjo, Joko Sugiharto mengaku tidak tahu mengenai aksi penjualan kios tersebut. “Saya kurang tahu, karena saat kios kosong, dikasihkan ke pedagang baru, jarang pengawas lorong yang melaporkan ke saya,” katanya.

m86

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya