SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Politik memang dinamis, lain dulu lain pula sekarang. Begitu pula dengan <a href="http://news.solopos.com/read/20180523/496/918037/ali-mochtar-ngabalin-dulu-kerap-kritik-jokowi-kini-pejabat-istana" target="_blank">Ali Mochtar Ngabalin</a>, politikus yang dulu kerap mengkritik Joko Widodo (Jokowi) bahkan sempat menjadi bagian dari tim sukses Prabowo Subianto – Hatta Rajasa di Pilpres 2014 dan juru bicara Koalisi Merah Putih (KMP).</p><p>Kini, Ali Mochtar Ngabalin telah bergabung dengan pemerintahan Jokowi dengan menerima jabatan sebagai Tenaga Ahli Utama Deputi IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP). Tugas khususnya adalah, memperkuat jaringan komunikasi pemerintah dengan kalangan pesantren dan organisasi masyarakat Islam di Indonesia.</p><p>Ngabalin, ketika masih menjadi petinggi Partai Bulan Bintang, adalah salah satu orang yang paling lantang mengkritik <a href="http://news.solopos.com/read/20180520/496/917354/indo-barometer-jokowi-dianggap-presiden-paling-berhasil-di-era-reformasi" target="_blank">pemerintahan Jokowi</a>. Setelah bergabung dengan Partai Golkar, Ngabalin menganggap statusnya yang dulu sebagai pengkritik Jokowi adalah dinamika politik. Dia mencontohkan, ada partai politik yang saling berseberangan di Jakarta, namun di daerah pengurus parpolnya saling berangkulan.</p><p>"Orang di Jakarta ini bilang ada partai penista, partai agama, partai setan dan segala macam. Tetapi di daerah itu dia berangkul-rangkulan, bermanis-manis, jadi jangan pernah berbohong kepada rakyat,&rdquo; tuturnya, Kamis (24/5/2018), dilansir <a href="https://www.suara.com/news/2018/05/24/142336/dulu-mengkritik-ngabalin-kini-bilang-rezim-jokowi-wakil-tuhan" target="_blank"><em>Suara.com</em></a>.</p><p>&ldquo;Perbedaan itu norma, orang bisa berbeda itulah dinamika, dinamis. Perubahan politik hari ini dia bisa menyatu, dulu dia bisa menyatu, yang satu jadi presiden, satu jadi wapres, pecah hari ini bisa berlawanan," tambahnya.</p><p>Oleh karena itu, Ngabalin mengatakan tak ada yang perlu dipelihara dari perbedaan yang saling serang dan menjatuhkan. Bergabung di pemerintahan Jokowi, adalah salah satu bentuk sikap politiknya.</p><p>"Sepanjang kepentingannya untuk masyarakat bangsa dan negara, Anda harus redamkan seluruh kebencian. Itu pikiran saya, karena itu saya mau datang ke sini," ujar dia.</p><p>Dia juga mengimbau kepada seluruh ormas Islam untuk mendukung <a href="http://news.solopos.com/read/20180522/496/917802/survei-charta-politika-prabowo-233-jokowi-512-gatot-55" target="_blank">pemerintahan Jokowi</a>. Jangan lagi ada ujaran kebencian terhadap penguasa saat ini.</p><p>"Dalam teori ilmu, pemerintah yang kuat itu harus mendapat dukungan kalangan rakyat banyak yang kuat. Di Indonesia, umat Islam itu menjadi kelompok mayoritas, dan pemerintah dalam konsep agama itu tidak boleh difitnah, dicaci maki. Menurut konsep Alquran, Injil, Taurat, Zabur, pemerintah itu adalah representasi Tuhan di muka bumi," tandasnya.</p><p>Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo mengungkapkan latar belakang mengapa slot staf ahli utama diberikan kepada politisi kontroversial tersebut. Salah satu alasannya adalah karena KSP kekurangan figur yang menjalankan komunikasi politik dengan pesantren dan kalangan muslim.</p><p>&ldquo;Ya karena untuk melakukan fungsi komunikasi politik dengan pesantren dan kalangan muslim masih diperlukan. Dia punya passion di situ, kalau kerja sudah ada passion dan jaringan kan enak,&rdquo; tuturnya, di Bina Graha, Rabu (23/5/18/2018), dilansir <em>Bisnis/JIBI</em>.</p><p>Terhitung sejak 1 Mei 2018, Kantor Staf Presiden mengangkat beberapa tenaga profesional baru, untuk memperkuat peran lembaga yang didirikan berdasarkan Peraturan Presiden No. 26/2015 ini.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya