SOLOPOS.COM - Objek Wisata Bayanan, Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Selasa (29/12/2020). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Objek wisata Pemandian Air Panas Bayanan di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, kini kondisinya sudah jauh berbeda dengan setahun lalu. Dulu objek wisata ini kumuh. Tapi, setelah Pemkab Sragen menggelontorkan Rp4 miliar untuk pembenahan, kini lain ceritanya.

Sejumlah fasilitas ditata sedemikian rapi dan bersih. Kolam renang yang kini sudah diperbaiki dan dicat ulang. Meskipun belum diisi air, kolam renang yang di sampingnya ada sungai itu terlihat cukup menarik. Selain fasilitas kolam renang, ada kamar mandi tertutup dengan air panas yang masih dipertahankan kondisi aslinya yang dibangun pada masa pemerintahan Bupati R. Bawono.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Paving ditata dan dicat dengan warna-warna menarik. Ada 16 unit gazebo terbuat dari kayu jati dengan melamin yang halus. Ada juga spot-spot untuk berfoto bersama atau sekadar swafoto. Beberapa mainan, seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan mainan anak lainnya dicat ulang. Patung hewan juga dicat ulang sehingga masih terlihat bagus.

Bupati Sragen Tegaskan PTM Sekolah Hanya Untuk Desa Zona Hijau

“Tempat ini bagus untuk prewedding. Pohonnya rimbun sehingga hawanya sejuk meski di siang hari yang panas,” ujar Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat melihat hasil pembangunan dengan menelan anggaran Rp4 miliar itu, Selasa (29/12/2020).

Wanita yang akrab disapa Yuni itu tertarik dengan bangunan kecil di atas bukit. Bukit itu disebut Bukit Gong karena di bangunan kecil itu sebuah gong berbahan kuningan yang digantung. Setelah sampai ke bukit itu pengunjung harus memukul gong itu sebagai wujud keberhasilan sampai ke puncak bukit. Di bukit itu juga masih ada wahana flying fox tinggalan Bupati Untung Wiyono, ayah Yuni. Meskipun sudah berkarat karena tidak digunakan, tetapi bahannya masih kuat dan kokoh.

Dikelola Swasta

“Dengan dana Rp4 miliar itu ternyata masih belum semua bagian objek wisata ini tersentuh. Tahun 2021 masih diajukan anggaran lagi ke pusat dengan kebutuhan dana Rp4,4 miliar. Setelah semua tertata dan layak untuk wisata keluarga, maka pengelolaannya lebih baik dikerjasamakan dengan pihak swasta. Soalnya kalau dikelola sendiri tidak maksimal mengingat pekerjaan dinas banyak,” ujar Yuni saat berbincang dengan Solopos.com.

Harga Kedelai Melejit, Pengusaha Tahu Sragen Merasa Terpukul 2 Kali

Rencana untuk menyerahkan pengelolaan Bayanan ke pihak ketiga muncul setelah ia studi banding ke Kebun Binatang Gembira Loka di Jogja. Dia melihat taman itu jadi lebih baik dan maju setelah dikelola swasta. Pengelolaan yang professional itu, ujar dia, pengelolaan bisa fokus.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen, I Yusep Wahyudi, mengatakan kebutuhan anggaran Rp4,4 miliar pada 2021 itu akan digunakan untuk penataan di bukit gong. Jalan setapak menuju puncak bukit gong belum tersentuh pembangunan pada 2020. “Itu menjadi pekerjaan fisik kami di 2021,” katanya.

Selain itu, Pemkab Sragen masih dihadapkan pada problem sosial di lingkungan Bayanan. Keberadaan usaha karaoke di sekitar lokasi wisata memberikan citra negatif sehingga perlu ditata. “Kalau ada indikasi lokasisasi maka harus dibersihkan,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya