SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Dalam hitungan jam, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menuding sebagian aparatur sipil negara (ASN) terpapar paham intoleransi dan radikalisme meminta mereka dipecat, berubah sikap. Kini, Gubernur Jateng meminta ASN intoleran dan radikal di Jateng itu mengundurkan diri.

Pernyataan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo itu disampaikan setelah mengaku telah menemukan salah seorang ASN di pemrintahannya terindikasi simpatisan organisasi terlarang yang mengarah kepada radikalisme, Selasa (23/7/2019). “Sumpah janji menjadi PNS diingat lagi, kita ini memberi pelayanan kepada masyarakat. Kami sudah menemukan dari jejak digital, diduga terpapar radikalisme karena me-like organisasi terlarang dan Khilafah. Dia admin OPD, jejak digitalnya terlacak. Silahkan baik-baik mundur saja,” katanya.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Gubernur Ganjar memperingatkan jika ada PNS yang mengalami kegelisahan ideologi untuk menghadap dirinya agar dicarikan jalan terbaik.  “Saya ingin pengelolaan pemerintahan berjalan baik. Saya bangga betul. Tetapi, kebangaan saya, ketika ada rakyat yang bilang pelayanan Pemprov sekarang main baik dan saya menyukai pemerintahan sekarang,” ujarnya.

Selain itu, Ganjar Pranowo kembali mengingatkan para ASN untuk tidak mempermainkan anggaran dengan melakukan korupsi.  “Ini peringatan keras dari saya. Saya tidak suka korupsi, dan kita serius memberantas korupsi. Sudah cukup satu saja yang kena OTT, jangan diulangi. Yang kena satu, tapi semua kena efek,” tegasnya.

Sebelumnya, Ganjar meminta kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) agar PNS yang terpapar paham intoleransi dan radikalisme untuk dipecat lebih cepat.  Karena, mereka yang terpapar paham itu, akan terus melakukan perlawanan baik melalui ideologi dan membangun wacana melalui media sosial. Jika sudah terpecah, identitas mereka pun muncul dan untuk kembali ke pangkuan NKRI sangat sulit.

“Kalau secara detil sudah ada, dan yang ada ini menjadi alert, kita mesti perhatian. Menjadi ASN itu berat. Harus menjadi contoh di tengah masyarakat, menjadi manusia yang mendekati sempurna sebagai konsekuensi logis maupun ketegasannya. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, ASN itu ibarat lokomotif sempurna,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya