Solopos.com, BANJARNEGARA — Gunung Slamet pernah tertidur selama 53 tahun atau tanpa aktivitas vulkanik pada medio 1772 hingga 1825. Kini, gunung tertinggi di Jawa Tengah itu telah berstatus normal terhitung 9 Oktober 2021 dari semula waspada sejak 9 Agustus 2019. Sebelum tahun itu, aktivitas vulkanik terakhir terjadi pada Maret hingga Agustus 2014.
Aktivitas Gunung Slamet pada 2014 berupa erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe strombolian). Kemudian, pada 9 Agustus 2019, tingkat aktivitas Gunung Slamet dinaikkan dari level normal menjadi level waspada setelah adanya peningkatan aktivitas secara kegempaan dan deformasi yang cukup signifikan. Namun secara visual belum teramati adanya gejala erupsi.