SOLOPOS.COM - Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang, salah satu pelabuhan utama di Indonesia. Industri logistik di Indonesia diyakini masih terus tumbuh dengan baik, namun membutuhkan dukungan penyediaan infrastruktur penunjang yang memadai. (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Kinerja Pelabuhan Tanjung Emas terus diperbaiki.

Kanalemarang.com, SEMARANG-Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) terus meminimalisasi dwelling time di Pelabuhan Tanjung Emas, Jawa Tengah guna meningkatkan kenyamanan bagi para pelanggan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami ingin para pelanggan tidak kesulitan akibat dwelling time yang terlalu lama,” kata Manajer Operasional TPKS Edi Sulaksono di Semarang, Kamis (27/8/2015).

Dwelling time adalah ukuran waktu yang dibutuhkan kontainer impor sejak kontainer dibongkar dari kapal sampai dengan keluar dari kawasan pelabuhan.

Menurutnya, penerapan sistem online atau dalam jaringan yang sudah diujicobakan sejak 1 Juli lalu memberikan dampak positif dalam menekan waktu tunggu di pelabuhan.

“Jika sebelumnya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Emas 5-6 hari, setelah ada sistem dalam jaringan ini waktu tunggu hingga akhir bulan Juli lalu rata-rata 4,3 hari,” katanya.

Menurutnya, pencapaian yang dilakukan oleh TPKS tersebut melebihi target yang sudah ditentukan oleh Pemerintah yaitu 4,7 hari.

“Harapannya pencapaian ini dapat terus diperbaiki sehingga volume bongkar muat di TPKS dapat meningkat,” katanya.

Sementara itu, sistem dalam jaringan yang diterapkan oleh TPKS ini sangat membantu pengusaha menyelesaikan proses administrasi di pelabuhan.

“Kalau sebelumnya kan pelanggan harus datang ke kantor TPKS, untuk selanjutnya mengisi formulir dan melakukan pembayaran. Itu semuanya harus melalui proses antre,” katanya.

Untuk saat ini, pelanggan tidak perlu datang ke kantor karena dapat mengisi formulir melalui komputer dengan sambungan internet dan melakukan pembayaran secara elektronik.

“Dalam hal ini bukan hanya kami yang melakukan sosialisasi kepada para pelanggan terkait sistem dalam jaringan tersebut tetapi juga dinas karantina dan bea cukai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya