SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG — Kinerja Bank Perkreditan Rakyat di wilayah Jawa Tengah pada 2012 lalu berada di bawah nasional karena tingginya persaingan dengan lembaga keuangan lain.

Berdasarkan data Bank Indonesia, penyaluran kredit BPR wilayah Jateng hanya tumbuh 15,73% menjadi Rp11,33 triliun. Sementara nasional mencatatkan pertumbuhan kredit 21,25% menjadi Rp49,82 triliun pada akhir 2012.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Adapun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) untuk wilayah Jateng tercatat tumbuh 16,51% menjadi Rp10,58 triliun, sedikit di bawah pertumbuhan nasional yang tercatat 17,42%.

Arif Budiarto, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jawa Tengah, mengakui pertumbuhan BPR di wilayah Jawa Tengah agak terhambat akibat persaingan dengan bank umum. Ada salah satu bank umum yang agresif mengambilalih (take over) kredit dari beberapa BPR.

“Jadi dari periode akhir September sampai Desember outstanding kredit beberapa BPR mengalami penurunan akibat take over itu. Ada BPR yang ditake over Rp9 miliar. Kami sendiri kena Rp2 miliar,” ujarnya.

Menurutnya, persaingan dengan lembaga keuangan lain memang tidak bisa dihindari lagi, karena ada beberapa bank umum makin gencar masuk ke pembiayaan mikro. Selain itu, persaingan dengan koperasi juga semakin dirasakan oleh BPR.

Meski demikian, dia optimis outstanding kredit tersebut akan kembali meningkat pada awal tahun seiring besarnya permintaan dari aktivitas UMKM.  “Kami optimis pada tahun ini kredit bisa tumbuh antara 15% sampai 20%,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya