SOLOPOS.COM - Ilustrasi perceraian (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, SOLO- Beberapa waktu belakangan ramai perbincangan di media sosial dan juga di media nasional mengenai maraknya istri menggugat cerai ke pengadilan agama di masa pandemi ini.

Penyebab utama yang terjadi karena banyaknya suami yang terkena PHK, yang berdampak ke perekonomian keluarga. Hal ini kemudian menimbulkan konflik keluarga yang berujung gugatan perceraian dari pihak istri

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Konsultan Keluarga dan Juga Pemerhati Sosial, M. Agus Syafii masalah perekonomian menjadi gangguan yang serius dalam kehidupan rumah tangga yang berimbas kepada istri yang tanggung jawabnya bertambah besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang melebihi batas kesanggupan seorang istri .

Terjadinya konflik rumah tangga yang tak terselesaikan yang berlarut-larut beranggapan bahwa perceraian adalah sebuah solusi. Tak hanya di Indonesia, masalah perceraian saat pandemi Covid-19 juga terjadi di negara-negara lain.

Ekspedisi Mudik 2024

Dilansir suara.com dari News.com.au para ahli bahkan memperkirakan ada lonjakan permintaan cerai setelah aturan lockdown dicabut di beberapa wilayah dibanyak negara.

Bahkan, hal yang lebih serius, terjadinya lonjakan tingkat kekerasan dalam rumah tangga karena orang-orang terlalu lama terkurung di rumah mereka yang menyebabkan tekanan serta kegelisahan.

Belum lagi dengan masalah finansial yang terjadi, yang menyebabkan lebih banyak pasangan bertengakar lebih banyak dari biasanya. Ini adalah waktu yang menantang dan menguji kesabaran pasangan satu sama lain. Ada kemungkinan, hal ini membuat 'pandemi perceraian' bisa terjadi.

Untuk menghindari keretakan dalam rumah tangga atau menghindari perceraian di tengah pandemi, berikut beberapa langkah yang dapat membantu hubungan Anda dengan pasangan seperti dilansir dari berbagai sumber.

Duh, 18 Orang Positif Covid-19 Dari Klaster Warung Makan Ternama Di Semarang

1. Saling memberi

Seperti dilansir Bisnis.com, Agus Syafii mengatakan perceraian bukan solusi terbaik dalam menghadapi masalah rumah tangga.

Dia menjelaskan cara menjaga rumah tangga yang pertama adalah saling memberi, saling memaklumi dan saling memaafkan. Kalau pasangan suami istri di dalam benaknya atau pikiran adalah ingin saling memberi maka keduanya tidak akan ada saling menuntut.

2. Beri ruang satu sama lain

Waktu dan ruang Anda mungkin cukup terbatas saat ini. Tapi, cobalah sebisa mungkin untuk memberi ruang ke dalam hubungan sebaik yang Anda bisa. Misalnya dengan bekerja dari kamar yang berbeda, salah satu dari Anda pergi berjalan-jalan terpisah keluar atau melakukan aktivitas kesukaan yang berbeda.

3. Jaga stabilitas hubungan

Untuk kesehatan mental Anda dan pasangan, atur rutinitas sehari-hari dengan memasukkan waktu yang berisi hal-hal yang biasanya Anda lakukan, seperti mengatur waktu makan, olahraga harian, waktu sendiri, dan waktu bersama.

Jika Anda memiliki anak-anak yang homeschooling, buat jadwal siapa yang akan bertanggung jawab untuk mendampingi anak-anak, sehingga Anda berdua mendapatkan istirahat dan berbagi tanggung jawab.

"Tanpa waktu ini, tingkat stres Anda akan meningkat dan Anda berisiko mengalami frustrasi pada pasangan Anda," kata Psikolog Donna Cameron seperti dilansir suara.com.

4. Hati-hati dengan emosi yang Anda rasakan

Banyak dari kita mengalami emosi yang meningkat. Ini membuat kita lebih rentan marah oleh pasangan dan kurang toleran terhadap mereka.

Pasangan yang secara emosional cerdas akan mengakui emosi mereka sendiri dan memberikan ruang bagi orang lain untuk memilikinya. Sebelum Anda bereaksi, sadarilah emosi yang Anda rasakan.

Mengakui emosi Anda mengarah pada proses yang disebut 'beri nama untuk menjinakkannya', di mana otak kita melepaskan zat kimia saraf yang menenangkan.

Ini memungkinkan kita untuk berbicara dengan lebih tenang, untuk tidak mengatakan sesuatu yang dapat menyebabkan pertengkaran dan lebih memahami orang lain.

Lacak Persebaran Covid-19, 900 Petugas KPU Boyolali Bakal Dites Swab

5. Pilihah kata-kata dengan benar

Bagaimana kita mengatakan apa yang ingin kita katakan itu penting. John Gottman, yang mempelajari pasangan dalam 'Lab Love' selama lebih dari 40 tahun menemukan empat gaya komunikasi yang memprediksi akurasi 90 persen hubungan yang mengarah pada perceraian.

Keempat gaya komunikasi yang ditemukan Dr Gottman untuk memprediksi perceraian adalah, kritik, pertahanan diri, Slstonewalling (penuh rahasia) dan penghinaan.

Dia menyarankan bahwa ketika mengatakan sesuatu yang mungkin sulit bagi pasangan Anda untuk mendengar, gunakan permulaan yang lembut.

6. Kelola keuangan layaknya sebuah tim

Dengan banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan karena pandemi, tekanan keuangan menambah masalah bagi banyak rumah tangga.



Dominic Beattie dari Savings.com.au, menyarankan bahwa setiap pasangan dapat meninjau tujuan keuangan mereka bersama-sama dan secara teratur berbicara tentang cara untuk tetap berada di jalur.

“Komunikasi dua arah yang terbuka, jujur, dan pengambilan keputusan adalah kuncinya. Kompromi juga penting. Penting bagi Anda untuk membuat keputusan keuangan besar sebagai sebuah tim," kata Beattie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya