SOLOPOS.COM - Suasana di Pasar Jamu Nguter, Sukoharjo, Kamis (25/5/2022). (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Peringatan Hari Jamu Nasional ke-14 pada 27 Mei 2022 menjadi momentum untuk mengangkat eksistensi jamu sebagai warisan asli budaya Indonesia. Jamu merupakan ramuan tradisional warisan leluhur yang memiliki beragam khasiat dalam meningkatkan kebugaran, imunitas dan menangkal penyakit.

Inovasi dan pengembangan produk serta memacu transformasi digital dengan memanfaatkan kemajuan teknologi menjadi cara memperkuat industri jamu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Sukoharjo, terdapat industri jamu mulai dari skala kecil, menengah hingga perusahaan besar di wilayah Kecamatan Nguter. Tak sedikit pula perajin jamu yang merantau ke daerah lain seperti Jakarta, Bandung, hingga Makassar. Mereka menjajakan racikan jamu dengan cara berkeliling.

Guna memfasilitasi transaksi jual-beli jamu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo membangun Pasar Jamu Nguter yang selesai pada 2014. Pasar Jamu Nguter merupakan pasar jamu satu-satunya di Tanah Air. Di pasar itu terdapat beragam jenis jamu baik bahan baku maupun kemasan.

“Para pengunjung datang langsung ke pasar jamu untuk kulakan atau eceran. Mereka tak hanya berasal dari Soloraya melainkan daerah lain seperti Semarang dan Surabaya. Bahkan, ada beberapa pelanggan dari Balikpapan yang menyempatkan diri memborong produk jamu di pasar jamu,” kata seorang pedagang jamu di Pasar Jamu Nguter, Sutinah, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (25/5/2022).

Baca juga: Modernisasi Jamu Iboe Hadirkan Jamu Lebih Kekinian

Biasanya, para pelanggan dari luar daerah mengunjungi pasar jamu setiap tiga bulan atau enam bulan. Mereka membeli beragam jenis jamu dalam jumlah besar untuk dibawa ke daerah asal. Sebelumnya, mereka memesan terlebih dahulu jenis produk jamu kepada pedagang di pasar jamu.

Kemajuan teknologi mendorong bisnis jamu berkembang pesat dengan mempermudah pelanggan mendapatkan produk jamu. Kini, mereka bisa memesan beragam jenis jamu secara online.

“Kami memasarkan produk jamu melalui beragam platform media sosial. Sekarang, para pelanggan dari luar daerah membeli produk jamu secara online. Produk jamu yang dipesan dikirim langsung ke alamat pelanggan,” ujar dia.

Baca juga: Dari Relief Candi Borobudur, Jamu Bersolek Menuju Warisan Budaya Dunia

Saat ini, meminum jamu menjadi gaya hidup masyarakat sejak munculnya pandemi Covid-19 pada 2020. Masyarakat memburu empon-empon seperti jahe, kunyit, dan kunir yang berkhasiat menjaga sistem imun tubuh dari paparan virus. Dengan meminum ramuan herbal itu, kesehatan tubuh lebih terjaga.

Guna memikat kaum milenial atau generasi muda, ada kafe jamu yang menyediakan belasan varian rasa jamu serba kekinian. Kafe jamu terletak di bagian depan Pasar Jamu Nguter yang diresmikan pada 2019.

“Racikan jamu dikombinasikan dengan susu, gula merah dan buah-buahan. Ada juga yang dicampur cokelat sehingga jamu berubah menjadi minuman kekinian,” kata seorang pengelola kafe jamu sekaligus Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo.

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Sukoharjo Dijuluki Kota Jamu

Di usia menginjak 73 tahun, Moertedjo mendedikasikan separuh hidupnya untuk pengembangan jamu. Kini, industri jamu harus mengikuti perkembangan zaman di era modern. Industri jamu dituntut lebih inovatif dan adaptif dalam melakukan transformasi produk, promosi serta pemasaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya