SOLOPOS.COM - Ucapan belasungkawa memenuhi halaman depan Pesantren Krapyak, Selasa (6/3/2018). (Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Cucu dari Kiai Muhammad Munawwir itu wafat di kediamannya, sekitar pukul 16.15 WIB

Harianjogja.com, JOGJA-Kiai Abdul Hafidz bin Abdul Qodir, salah satu pengasuh Pesantren Al-Munawwir Krapyak meninggal dunia, Senin (5/3/2018) sore. Cucu dari Kiai Muhammad Munawwir itu wafat di kediamannya, sekitar pukul 16.15 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejak 1,5 bulan terakhir almarhum sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dan Rumah Sakit DR Sardjito, karena usus buntu. Pada Sabtu, pekan lalu Kiai Abdul Hafidz dinyatakan sehat dan pulang ke rumahnya. “Keluarga sempat kaget karena sudah sehat, tapi Tuhan menhendaki lain sebagai jalan terbaik,” ucap Fairuzi Afiq, salah satu anggota dewan pengasuh Pesantren Krapyak, Selasa (6/3/2018).

Pengasuh Pesantren Krapyak terdiri dari delapan orang yang diketuai oleh Kiai Nadjib Abdul Qodir yang juga kakak dari Kiai Abdul Hafidz. Kabar wafatnya Abdul Hafidz cepat menyebar. Sejak Senin malam hingga Selasa siang Pesantren Krapyak dipenuhi para pelayat dari berbagai daerah. Ucapan belasungkawa melalui karangan bunga juga memenuhi halaman pesantren.

Abdul Hafidz wafat dalam usia 57 tahun. Ia meninggalkan istri dan empat anak yang masih sekolah di SD, MTs, dan perguruan tinggi. Fairuzi mengatakan almarhum selama ini tidak pernah mengeluh sakit, bahkan sejak penyakit usus buntu diketahui setengah bulan lalu, dokter sempat kaget karena kondisinya sudah akut.

Sosok yang hafal Alquran beserta maknanya itu selama ini disibukkan dengan mengajar dan silaturahmi. Abdul Hafidz mengajar di MTs Ali Maksum dan membimbing santri calon-calon penghafal Alquran. Hampir setiap hari rumahnya didatangi santri yang akan menyetorkan hafalan Alquran. “Beliau juga dikenal ramah, entengan, selalu menghadiri setiap ada undangan dari masyarakat,” ujar Fairuzi.

Umi Salamah, kakak tertua almarhum Abdul Hafidz juga sempat kaget. Selma ini ia menemani almarhum selama proses penyembuhan. Ia mengenal almarhum sebagai sosok yang ramah, tidak kenl lelah, tidak pernah mengeluh, dan sangat displin. “Terkenal disiplin, kalau ngajar atau acara apapun selalu tepat waktu,” ucap Umi Salamah.

Jenzah dimakamkan di pemakaman Sorowajan, Banguntapan, Bantul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya