SOLOPOS.COM - Proses khitanan di Sendangadi, Mlati, Selasa (25/12/2012). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Proses khitanan di Sendangadi, Mlati, Selasa (25/12/2012). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

SLEMAN-Khitanan massal yang banyak digelar oleh organisasi masyarakat (Ormas), LSM atau pemerintah kian tidak diminati oleh anak-anak sekarang dengan alasan gengsi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Ketua Ranting Muhammadiyah Sendangadi, Mlati, Susmono, mengatakan anak-anak usia khitan terkadang enggan ikut khitan massal. Maka untuk menarik antusiasme khitan massal tak jarang panitia harus memberikan hadiah bagi anak yang dikhitan baik buku atau uang tunai. “Anak-anak sekarang gengsi dikhitan massal,” katanya saat khitanan massal di Lapangan Mlati, Selasa (25/12/2012).

Menurut Susmono, dalam khitanan yang digelarnya diikuti 40 anak. Namun sebagian besar dari luar desa Sendangadi. “Kalau dari Sendangadi hanya 7 orang,” ujarnya. Selain khitanan massal, Muhammadiyah Ranting Sendangadi juga memberikan santunan kepada 50 anak yatim di wilayah Sendangadi.

Khitanan massal dan santunan tersebut digelar dalam rangka syiar Muharrom dan menyambut 1 abad Aisyiyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya