SOLOPOS.COM - ilustrasi Elpiji 3 Kg (JIBI/Dok)

Solopos.com, SEMARANG — Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah (JBT) mengaku telah menambah pasokan elpiji 3 kg di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), guna mengatasi kelangkaan elpiji subsidi di wilyah tersebut. Extra dropping atau penambahan pasokan itu pun telah dilakukan secara bertahap sejak awal April 2024 atau sebelum Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.

Area Manager Communicaton, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga JBT, Brasto Galih Nugroho, mengaku bahwa di masa libur lebaran terdapat kenaikan konsumsi elpiji 3 kg. “Jateng, khusunya Kota Semarang menjadi tuan rumah bagi para pemudik dan banyak aktivitas masak-memasak di rumah tangga dan usaha mikro. Oleh karenanya terjadi lonjakan konsumsi,” ujar Brasto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/4/2024).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Oleh karenanya, Pertamina Patra Niaga pun menambah pasokan elpiji bersubsidi atau 3 kg di Kota Semarang menjadi 128.000 tabung selama bulan April. Padahal, biasanya atau jatah elpiji 3 kg di Kota Semarang berkisar 86.000 tabung.

Berdasarkan surat Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor T-190/MG.05/DJM/2023 tanggal 8 Januari 2023 perihal Kewajiban Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tabung 3 Kg, agen (penyalur) dan pangkalan (sub penyalur) LPG 3 kg mendistribusikan minimal 80% elpiji bersubsidi langsung kepada konsumen akhir terhitung mulai tanggal 1 Maret 2023.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sebelum 1 Maret 2023, kebijakannya adalah minimal 70% elpiji bersubsidi disalurkan langsung ke konsumen akhir, artinya pangkalan memang diarahkan untuk bisa lebih banyak didistribusikan ke konsumen akhir. Kami juga mengimbau konsumen bisa langsung membeli ke pangkalan yang terdapat papan nama pangkalan elpiji 3 kg,” jelas Brasto.

Brasto menambahkan bahwa konsumen akhir elpiji 3 kg sejatinya adalah rumah tangga miskin, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran. Petani sasaran dan nelayan sasaran merupakan petani dan nelayan yang telah mendapatkan paket konversi dari pemerintah.

“Konsumen seperti rumah tangga tidak miskin dan usaha di atas level mikro tidak berhak menggunakan elpiji subsidi,” imbau Brasto.

Pangkalan Elpiji 3 Kg

Berdasarkan surat edaran Direktur Jenderal Migas nomor B-2461/MG.05/DJM/2022, usaha batik, usaha binatu, hotel, restoran, usaha peternakan, usaha pertanian, usaha tani tembakau, dan usaha jasa las juga dilarang menggunakan LPG subsidi.

Berdasarkan data Pertamina Patra Niaga JBT, jumlah pangkalan elpiji 3 kg di Kota Semarang mencapai 3.289 pangkalan. Dengan jumlah sebanyak itu, maka seharusnya kelangkaan elpiji 3 kg bisa teratasi jika benar-benar tersalurkan ke konsumen akhir elpiji bersubisidi itu.

“Apabila dibagi dengan jumlah kelurahan maka jumlah rasionya sudah mencapai rata-rata 18 pangkalan elpiji 3 kg resmi di Kota Semarang dalam satu kelurahan. Tentunya jumlah tersebut bisa menjangkau konsumen akhir elpiji 3 kg,” pungkas Brasto.

Meski demikian ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebih dan membeli di pangkalan resmi elpiji 3 kg di mana sudah diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah 541/15 Tahun 2015 dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp. 15.500 per tabung elpiji 3 kg di pangkalan.

“Jika masyarakat menemukan indikasi adanya penyalahgunaan elpiji subsidi seperti pengoplosan, penimbunan, atau pemindahan antarkabupaten/kota, silakan bisa melapor ke kepolisian terdekat,” tutur Brasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya