SOLOPOS.COM - Suyat menyingkirkan benang layangan di jalan raya ruas Dusun Karangtengah, Singodutan, Selogiri, Wonogiri, Rabu (1/7/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Kejadian orang terluka di leher akibat terjerat benang layangan, bahkan ada yang sampai meninggal di Solo, membangkitkan kesadaran masyarakat, termasuk di Wonogiri. Masyarakat jadi sadar bahayanya benang layangan.

Khawatir peristiwa yang sama terjadi lagi, seorang warga Wonogiri, Suyat, tanpa ragu langsung bergerak ketika melihat senar layangan menjuntai dari pohon jambu hingga tepi jalan raya Dusun Karangtengah, Singodutan, Selogiri, Wonogiri, Rabu (1/7/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat itu dia tengah membersihkan taman di tepi jalan. Sesampainya di lokasi senar yang menjuntai dia menemukan layangan tergeletak. Senar tersebut tersambung ke layangan.

Jadi Korban Tabrak Lari, Loper Rokok Meninggal di Purwantoro Wonogiri

Warga Singodutan, Selogiri, Wonogiri, itu lalu mengambil layangan itu dan menarik benang atau senarnya dengan cukup kuat lantaran tersangkut di dahan pohon. Pengguna jalan raya Sukoharjo-Wonogiri yang berseliweran tak menghiraukannya.

Lelaki 49 tahun warga Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, itu mengira senar yang ditariknya hanya pendek. Namun, setelah beberapa lama ditarik senar tak kunjung terlepas dari dahan.

Dilihat sepintas, dia seperti sedang bermain layangan. “Panjang betul senarnya. Sekitar 50 meter lebih ini,” kata petugas kebersihan taman itu kepada Solopos.com di lokasi.

Puluhan Guru SMK Harapan Kartasura Sukoharjo Diputus Kerja Sepihak, Ini Penjelasan Yayasan

Setelah semua senar atau benang layangan di jalan raya Singodutan, Wonogiri, itu berhasil ditarik, Suyat menggulungnya di sebongkah batu. Senar itu mengingatkannya akan berita orang meninggal dunia gara-gara leher terjerat benang layangan di Solo, beberapa waktu lalu.

Membahayakan Pengendara Motor

Apalagi kejadian nyaris serupa terjadi tak hanya sekali. Dia mengaku merinding setiap kali ingat peristiwa itu. Suyat tak ingin peristiwa tersebut terjadi di wilayahnya.

“Senar ini kalau kena angin bisa ke arah jalan. Kalau terjadi seperti itu membahayakan pengendara motor. Apalagi pengendara yang melintas di jalan raya ini cukup banter semua karena menanjak,” ucap Suyat.

Setahun Kasus Tabrak Lari Flyover Manahan Solo, Anak Korban Unggah Kenangan Ibunya di Instagram Story

Suyat mengaku mendapat informasi ada warga Giriwono, Kecamatan Wonogiri, yang lehernya terluka, bukan karena benang layangan tapi benang pancing belum lama ini. Menurut dia, sebaiknya orang tua yang memiliki anak melarang anak-anak bermain layangan di permukiman.

Terlebih sangkutan atau adu kuat senar layangan. Senar layangan yang terputus bisa melintang di jalanan. Jika ingin bermain layangan lebih baik di lapangan atau di areal persawahan yang jauh dari jalan dan tak boleh adu senar.

“Orang tua harus benar-benar memperhatikan. Ini menyangkut masalah keselamatan jiwa seseorang. Kalau ada senar di mana pun tempatnya sebaiknya digulung. Jangan dibiarkan saja. Semua pihak harus peduli,” ujar Suyat lagi.

1.300-An Keluarga di Solo Batal Dapat Bantuan Sosial Tunai Dari Kemensos

Adanya korban luka leher akibat tersangkut senar layangan pernah diinformasikan pengelola akun Facebook Arvin Chandra di Grup Info Cegatan Wonogiri, sepekan lalu.

Saat itu dia mengunggah foto seorang lelaki dewasa dengan kondisi leher terluka disertai kalimat yang mengisyaratkan orang tersebut terluka akibat terkena senar layangan. Sayangnya, Arvin Chandra tak menginformasikan lokasi dan identitas korban. Hingga Rabu, unggahan itu mendapatkan 800 komentar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya