SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Seni melukis kopi lelet pada batang rokok

Saat berada di Lasem, rasanya pantang melewatkan kunjungan ke warung kopi lelet. Nongkrong di warung kopi bukan melulu soal menikmati secangkir minuman, tapi juga sarana menyelami jati diri Lasem dan masyarakatnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warung kopi lelet mudah dijumpai di sudut-sudut Lasem. Rata-rata setiap desa memiliki sekitar 5 warkop (warung kopi) atau jika ditotal jumlahnya mencapai lebih dari 100 buah. Dalam kunjungan ke Lasem pertengahan Maret lalu, saya dan teman-teman seperjalanan gembira karena mendapat kesempatan mampir di warung kopi lelet.

Mas Pop, pemandu kami, mengajak saya dan teman-teman ke sebuah warung kopi lelet sederhana di Jalan Karangturi, Desa Karangturi, salah satu kawasan Pecinan di Lasem. Pemiliknya seorang keturunanan Tionghoa yang berpembawaan ramah. Sadar bukan penggemar kopi, saya tidak memesan sendiri, cukup mencicipi beberapa teguk dari cangkir teman.
Ciri khas kopi lelet Lasem terletak pada ampasnya.

Cita rasanya mungkin hampir sama dengan kopi-kopi daerah lain, apalagi buat orang yang bukan pecandu kopi seperti saya. Keunikan kopi lelet baru terasa setelah menghabiskan tegukan terakhir. Ampas kopi lelet menjadi awal keunikan ala warung kopi Lasem.

Para penikmat kopi lelet kerap menggunakan ampas itu untuk menambah cita rasa rokok. Caranya dengan mengoleskan ampas kopi di batang rokok. Namun, pengolesannya tidak sembarangan karena biasanya dibentuk dengan pola batik. Konon, rokok yang diolesi ampas kopi ini cita rasanya bakal lebih sedap. Penasaran? Silahkan buktikan sendiri.

Fenomena rokok dan lukisan ampas kopi membuktikan budaya membatik memang sudah mengalir di nadi masyarakat Lasem. Batik Lasem kualitasnya tak perlu diragukan, pantas berdiri sejajar dengan batik dari Solo, Jogja maupun Pekalongan.

Namun, keistimewaan warung kopi lelet tak berhenti sampai di situ. Menurut Pak Toro, penggerak Forum Komunikasi Masayarakat Sejarah (Fokmas) Lasem, warung kopi lelet memainkan peran penting dalam menjaga harmonisasi di Lasem. Di warung sederhana tersebut masyarakat Jawa dan Tionghoa berinteksi, bertukar kata dan berdialektika. Lewat interaksi intens, kerukunan antaretnis di Lasem pun terus terpelihara meski generasi terus berganti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya