SOLOPOS.COM - Seorang warga berjalan menuju ke sendang/sumur Gede di Dukuh Jengglengan, Desa Tlogo Tirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Minggu (27/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Dukuh Jengglengan, Desa Tlogo Tirto, Kecamatan Sumberlawang merupakan dukuh yang memiliki umat Hindu terbanyak di Kabupaten Sragen. Wilayah Dukuh Jengglengan terdiri atas tiga RT. Jumlah umat Hindu di Dukuh Jengglengan ada separuh dari total jumlah penduduk atau sekitar 73 keluarga.

Salah satu warga setempat, Dartoyo, 47, menjelaskan keistimewaan lain dari Dukuh Jengglengan adalah keberadaan sejumlah mata air di sini. Salah satunya yang terkenal adalah Sumur Gede yang ada kaitannya dengan asal usul Dukuh Jengglengan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dulu ada para wali melakukan syiar agama, mereka istirahat di situ [Sumur Gede], lalu saat pagi kakinya gedrik [mengentakkan] ke tanah suaranya ‘jenggleng’ makanya namanya Dukuh Jengglengan,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (27/2/2022).

Baca Juga: Asale Kampung Pancot Tawangmangu Eks-Kekuasaan Prabu Boko Ratu Buto

Sumur Gede ini lokasinya ada di area persawahan. Terdapat jalan beton menuju mata air ini. Di dekat sendang terdapat pelataran dan satu pohon besar yang sudah mengering.

sumur gede
Kondisi Sumur Gede di Dukuh Jengglengan, Desa Tlogo Tirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Minggu (27/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Ketua RT 018 Jengglengan, Siswanto, mengatakan semula sumber air itu berupa belik lalu ditumpuk batu. Selanjutnya oleh warga dibangun menjadi sumur. Saat pembangunan itu, warga menemukan batu besar yang sulit diangkat walau oleh beberapa orang.

Warga berniat akan menghancurkan batu itu, namun uniknya batu menghilang keesokan harinya.

“Sejak dulu air sumur digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sekarang masih dipakai dan untuk kebutuhan para petani,” papar Siswanto.

Ia menambahkan, Sumur Gede biasanya digunakan sebagai lokasi digelarnya ritual bersih dukuh setempat setiap tahun serta tradisi mandi bagi pasangan pengantin. Pengantin wajib mandi di sumur tersebut, namun dalam perkembangannya pasangan pengantin sekedar cuci muka dan cuci kaki dengan berdoa.

Baca Juga: Inilah Wujud & Asale Masjid Tiban Tertua di Karanganyar

“Itu sudah tradisi kalau tidak dilakukan ada timbal baliknya. Adat sini setiap sendang ada bak atau banten. Semua orang menjalankan tradisi itu. Ben adem ayem,” paparnya.

Dia mengatakan punya pengalaman pernah berdoa di Sumur Gede memohon kesembuhan ibunya yang sakit tumor jinak yang tak kunjung sembuh. Ibunya pernah menjalani operasi namun kambuh lagi. Selanjutnya ibunya menjalani pengobatan herbal lalu sembuh.

“Setelah itu, saya bersama kerabat satu RT makan-makan di sana [Sumur Gede] sebagai ucapan syukur,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya