SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Total aset perbankan di Soloraya periode Mei 2013 tembus angka Rp48,82 triliun atau tumbuh 19,45% dari periode yang sama tahun 2012 sekitar Rp40,86 triliun.

Angka pertumbuhan aset ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan aset periode 2011-2012 yang mencapai angka 24,63%. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun kalangan perbankan juga melambat. Jika Mei tahun 2012 lalu mampu mencatat pertumbuhan DPK sebesar 26,45% secara year on year (yoy), Mei tahun ini pertumbuhan yoy DPK hanya berkisar 14,20%.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Dari data yang diterima Solopos.com, total DPK yang dihimpun perbankan hingga Mei 2013 mencapai Rp36,56 triliun. Berbeda dengan kinerja aset dan penghimpunan dana, ekspansi kredit dari kalangan perbankan justru meningkat pesat. Jika Mei 2012 lalu kredit perbankan hanya tumbuh 22,27% secara yoy, Mei 2013 mampu tumbuh 27,06%. Total pembiayaan yang disalurkan perbankan mencapai nilai Rp41,30 triliun.

Pertumbuhan kredit yang pesat tanpa diimbangi pertumbuhan penghimpunan dana, semakin mengerek posisi loan to deposite (LDR). Mei 2013, LDR bank-bank di Soloraya mencapai angka 112,96% atau meningkat signifikan dibanding LDR tahun 2012 hanya 101,52%.

Menurut Deputi Kepala Perwakilan  BI Solo Bidang Ekonomi Moneter, Arif Nazaruddin, perkembangan DPK dan kredit di Solo masih cukup baik dan menunjukkan bahwa perbankan di Soloraya sudah menjalankan fungsi intermediasi dalam menarik dana dari dan menyalurkan kembali ke masyarakat, sehingga mendukung geliat perekonomian.

“LDR sebesar 112,96% berarti seluruh simpanan masyarakat di bank telah disalurkan secara optimal sebagai kredit kepada debitur yang membutuhkan. Selain itu bank juga menggunakan modalnya sendiri dan dana antar kantornya untuk mendukung penyaluran kredit,” kata Arif, kepada Solopos.com, Rabu (3/7/2013).

Arif menambahkan dilihat dari komponen DPK, tabungan masih menjadi simpanan masyarakat yang paling diminati dengan pangsa sebesar 53,17% atau mencapai Rp19,44 triliun, kemudian disusul deposito dengan pangsa seb esar 30,78% atau sebesar Rp11,26 triliun dan terakhir giro dengan pangsa sebesar 16,05% atau sebesar Rp5,87 triliun.

Mengenai penyaluran kredit, Arif mengatakan kredit investasi mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 47,55% menjadi Rp5,71 triliun, disusul kredit konsumsi yang tumbuh 26,49% menjadi sebesar Rp11,86 triliun dan kredit modal kerja yang tumbuh 23,28% menjadi sebesar Rp23,74 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya