SOLOPOS.COM - Ilustrasi APBD. (JIBI/Solopos/Dok.)

Keuangan Boyolali, serapan belanja langsung APBD 2015 masih minim.

Solopos.com, BOYOLALI–Serapan belanja langsung di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali hingga menjelang akhir tahun 2015 masih sangat minim.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Data yang diterima Solopos.com, per Agustus 2015 serapan belanja langsung baru 32,21% atau terealisasi Rp217,501 miliar dari total alokasi anggaran Rp675,322 miliar.

“Meskipun serapan anggaran untuk belanja langsung ini masih sangat minim tetapi realita di lapangan progres pembangunan tetap berjalan. Selain itu angka 32,21% itu posisi Agustus, untuk sampai September mungkin sudah mencapai 40-an persen,” kata Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sugiyanto, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Selasa (13/10/2015).

Menurut Sugiyanto, dari aspek fisik pembangunan infrastruktur dan proyek gedung saat sudah mencapai 60%-65%. Minimnya serapan anggaran belanja langsung disebabkan karena banyak kontraktor yang belum bersedia mencairkan uang muka proyek.

“Ada rekanan yang pekerjaannya sudah sampai 80% tetapi sampai saat ini belum mencairkan dananya,” jelas dia.

Pemkab Boyolali sudah mengimbau kepada seluruh pelaksana proyek pembangunan dan para pejabat pembuat komitmen (PPKom) untuk sedikit demi sedikit mencairkan dana pembangunan. Imbauan ini disampaikan untuk percepatan penyerapan anggaran.

“Memang minimnya serapan belanja langsung ini belum memberikan dampak secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Kalau tidak salah, pertumbuhan ekonomi daerah di Boyolali bisa mencapai 5,2% untuk tahun ini. Inflasi juga cukup terjaga dengan baik,” papar dia.

Hal senada disampaikan Kabag Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Ahmad Gozali. “Permasalahan utama ada di rekanan. Mereka tidak mau mencairkan uang muka proyek. Ada yang mengatakan prosedur pencairan uang muka proyek cukup sulit,” kata Gozali.

Meskipun serapan belanja langsung cukup minim, namun realisasi proyek fisik di lapangan rata-rata mengalami deviasi surplus.
Gozali mencontohkan beberapa proyek besar yang saat ini sedang dibangun rata-rata mengalami progres positif.

“Seperti museum untuk progres pembangunan fisiknya surplus dua persen. Pembangunan convention hall juga diproyeksikan bisa selesai sebulan lebih cepat.”
Begitu pula dengan proyek jalan Simpang Lima yang sudah mencapai 57 persen atau surplus 10 persen dari target pengerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya